REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena La Nina masih terjadi di Indonesia hingga pertengahan 2022. La Nina yang masih bertahan kemudian memengaruhi curah hujan yang diprediksi akan terjadi hingga Juni 2022.
"La Nina diperkirakan bertahan hingga pertengahan 2022. Artinya potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga pertengahan 2022 dan 47 persen wilayah zona musim di Indonesia diprediksi akan terlambat masuk musim kemarau," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di konferensi virtual, Jumat (18/3/2022).
Dia menambahkan, BMKG di akhir Agustus 2021 lalu merilis prakiraan musim hujan untuk 2021 hingga 2022. Dia mengungkap, hasil pemantauan musim hujan 2021 hingga awal Maret 2022 menunjukan hampir seluruh zona musim Indonesia yaitu 97,08 persen wilayah di Tanah Air telah memasuki musim penghujan.
Dwikorita menambahkan, sebenarnya kondisi iklim Indonesia sangat tergantung pada kondisi Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Hingga pertengahan Februari 2022, dia melanjutkan, pemantauan terhadap iklim global di dua Samudra Pasifik ekuator menunjukkan La Nina masih berlangsung.
Kemudian, Samudra Hindia menunjukkan dalam kondisi netral. Sementara kondisi El Nino menunjukkan Pasifik Tengah dalam kondisi La Nina. Demikian juga Lautan Hindia dalam kondisi negatif.
Lebih lanjut Dwikorita mengungkap, kondisi La Nina diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju netral pada periode Maret hingga Mei 2022. Dia menambahkan, gejala alam fenomena Enso pada Maret 2022 juga menunjukkan kondisi La Nina lemah.
Dwikorita mengungkap, BMKG memperkirakan fenomena Enso akan mulai berlangsung netral pada April hingga Juni 2022. Kata dia, berdasarkan pemantauan kondisi laut Lautan Hindia yang dilakukan pihaknya maka diprediksi akan kembali netral pada Maret 2022 hingga Aguatus 2022. "Prediksi ini akan terus diperbarui setiap 10 hari," katanya.