Jumat 18 Mar 2022 18:41 WIB

NASA Pamerkan Roket Terkuat untuk Misi ke Bulan, Ini Penampakannya

Roket generasi Artemis berbeda dengan roket generasi Apollo.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Roket yang akan digunakan untuk misi Artemis I.
Foto: nasa
Roket yang akan digunakan untuk misi Artemis I.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Misi bulan Artemis 1 Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang dalam perjalanan ke landasan peluncuran. Pada Kamis (17/3), pintu terbuka lebar di Vehicle Assembly Building (VAB), Kennedy Space Center (KSC) NASA, roket akan meluncurkan astronot ke bulan.

Roket Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) yang merupakan roket paling kuat yang pernah dibuat, meluncur ke arah Pad 39B KSC dengan pesawat ruang angkasa Orion di atasnya. Kendaraan pengangkut yang secara resmi disebut crawler-transporter 2 (CT-2), membawa SLS 2,5 juta kilogram dan kapsul Orion 23 ribu kilogram dengan kecepatan sekitar 0,8 mph menuju pad dalam perjalanan yang diperkirakan akan berlangsung sekitar 11 jam.

Baca Juga

Administrator NASA Bill Nelson mengatakan peluncuran ini terjadi pada generasi baru, bukan generasi Apollo melainkan generasi Artemis yang bersiap untuk mencapai batas baru. Generasi ini akan mengembalikan astronot ke bulan. Kali ini, akan mendaratkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di permukaan untuk melakukan terobosan sains.

“Program Artemis NASA akan membuka jalan bagi umat manusia dalam misi masa depan ke Mars. Tidak ada keraguan bahwa kita berada di era keemasan eksplorasi ruang angkasa manusia, penemuan, dan kecerdikan di luar angkasa. Semuanya dimulai dengan Artemis 1,” kata Nelson.

Setelah SLS dan Orion berada di landasan peluncuran, tim misi akan menghabiskan beberapa jam untuk menaikkan roket dan pesawat ruang angkasa ke posisi peluncuran. Kemudian mereka akan menjalani beberapa pekan pengujian di landasan sebelum peluncuran dengan Artemis 1, misi pertama program Artemis NASA yang bertujuan mendaratkan manusia pertama di bulan sejak pendaratan Apollo terakhir pada tahun 1972.

Artemis 1 yang akan mengirim Orion tanpa awak dalam perjalanan mengelilingi bulan saat ini akan diluncurkan tidak lebih awal dari Mei. Langkah terbesar berikutnya setelah peluncuran adalah “latihan pakaian basah” yang akan membuat tim misi mengisi bahan bakar SLS di landasan peluncuran, melakukan hitungan mundur latihan, dan menjalankan prosedur lengkap menjelang peluncuran.

Peluncuran yang digelar pada Kamis merupakan langkah menarik dan kritis menuju peluncuran Artemis 1 yang akan menguji kesiapan ruang angkasa dan kemampuan penerbangan antariksa manusia dari SLS dan Orion. Nelson mengatakan SLS merupakan satu-satunya roket yang mampu mengirim manusia ke luar angkasa.

“Orion akan menjelajah lebih jauh daripada pesawat ruang angkasa mana pun yang dibangun untuk manusia. Ia akan tinggal di luar angkasa lebih lama daripada pesawat ruang angkasa mana pun yang dirancang untuk astronot,” kata Nelson.

Nelson menyebut Artemis 1 akan menunjukkan komitmen dan kapasitas NASA untuk memperluas kehadiran manusia di bulan dan dan di luar angkasa. “Misi ini tidak hanya melihat kepemimpinan NASA di luar angkasa. Ini memperkuat bisnis kecil Amerika dan mendukung universitas-universitas Amerika. Ini menunjukkan kekuatan ilmuwan, matematikawan, dan teknisi Amerika,” tambahnya.

Dilansir Space, Jumat (18/3/2022), program Artemis merupakan mesin ekonomi bagi Amerika dengan catatan program itu telah menghasilkan 14 miliar dolar AS dan mendukung 70 ribu pekerjaan di seluruh negeri. Artemis 1 akan diikuti oleh Artemis 2, misi berawak mengelilingi bulan, pada 2024. Sementara Artemis 3, pendaratan bulan pertama yang direncanakan NASA sejak 1972, ditetapkan tidak lebih awal dari 2025.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement