Sabtu 19 Mar 2022 00:34 WIB

Warga Turki Tertahan di Masjid Mariupol Ukraina

Sebagian besar dari lebih dari 80 orang Turki mencari perlindungan di masjid.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Anggota diaspora Turki Ukraina berdoa di sebuah masjid di Mariupol, Ukraina, Sabtu, 12 Maret 2022. Kedutaan Besar Ukraina di Turki mengatakan sekelompok 86 warga negara Turki, termasuk 34 anak-anak, termasuk di antara mereka yang berlindung di sebuah masjid di kota yang terkepung. dari Mariupol.
Foto: AP
Anggota diaspora Turki Ukraina berdoa di sebuah masjid di Mariupol, Ukraina, Sabtu, 12 Maret 2022. Kedutaan Besar Ukraina di Turki mengatakan sekelompok 86 warga negara Turki, termasuk 34 anak-anak, termasuk di antara mereka yang berlindung di sebuah masjid di kota yang terkepung. dari Mariupol.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sekitar 30 warga Turki berlindung di sebuah masjid di Mariupol Ukraina ketika ribuan orang telah dievakuasi dari kota pelabuhan yang terkepung itu. Ribuan orang itu dievakuasi melalui upaya kemanusiaan sejak Senin lalu.

Kepala Asosiasi Masjid Sultan Suleyman di Mariupol, Ismail Hacioglu menuturkan, sekitar 50 warga Turki telah melarikan diri dari kota itu selama dua hari terakhir. Sebagian besar dari lebih dari 80 orang Turki mencari perlindungan di masjid.

Baca Juga

"Delapan mobil meninggalkan masjid pada hari Rabu kemarin, di dalam empat mobil ada warga Turki di dalam, dan empat lagi ada Muslim dari negara lain yang berlindung di sana. Setiap mobil memiliki tujuh hingga delapan orang di dalamnya," Hacioglu, yang membantu mengoordinasikan evakuasi, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (18/3).

Hacioglu mengatakan, mereka menuju Uman, Ukraina tengah, di mana mereka akan tinggal selama satu malam, kemudian konsulat Turki mengatur segalanya. "Pasukan Rusia mengganggu mereka. Tadi malam, mereka menghentikan kendaraan tepat sebelum (daerah) Tokmak. Mereka tidak membiarkan orang keluar dari mobil mereka dan para wanita dan anak-anak membeku sepanjang malam," kata Hacioglu.

Tokmak adalah salah satu dari enam kota di wilayah yang telah diduduki oleh pasukan Rusia. "Meskipun beberapa wanita meminta untuk keluar. untuk pergi ke toilet, mereka menyuruh mereka membuka pintu dan melakukannya di sana," tambahnya.

Istri, putra, dan sepupu Hacioglu termasuk di antara mereka yang dievakuasi, serta imam masjid, Mehmet Yuce. Hacioglu pun mendapat 200 panggilan telepon dari orang-orang yang putus asa untuk menemukan informasi kerabat mereka.

Kekhawatiran terhadap keselamatan penduduk Mariupol yang tersisa di Turki meningkat setelah kementerian luar negeri Ukraina mengumumkan pekan lalu bahwa masjid itu terkena serangan ketika pertempuran meningkat di pusat kota. Namun, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyampaikan sehari kemudian bahwa masjid itu tetap ada.

Diyakini ada 34 anak di antara kelompok masjid Turki, meski belum jelas berapa banyak dari mereka yang telah meninggalkan kota. Menurut angka dewan yang dirilis melalui saluran Telegram resmi mereka, 6.500 mobil pribadi yang membawa sekitar 30 ribu orang telah berhasil meninggalkan Mariupol selama pekan ini. Kota tersebut tidak memiliki pasokan listrik, gas atau air dan tetap berada di bawah serangan berat dan berkelanjutan dari persenjataan Rusia.

Walikota Vadym Boychenko menggambarkan situasinya sebagai kritis, dengan 80 persen perumahan kota rusak. Persediaan makanan rendah dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah memperingatkan kekurangan obat-obatan untuk penyakit kronis seperti diabetes dan kanker.

Evakuasi dilakukan setelah lebih dari sepekan upaya gagal untuk mengamankan jalan keluar yang aman dari kota bagi warga sipil, dengan upaya sebelumnya terhenti setelah Rusia melanjutkan pemboman. Dikhawatirkan antara 200 ribu dan 300 ribu orang masih bisa terjebak di kota. Selain dari 30 orang Turki yang tetap berada di masjid, 100 lainnya diperkirakan tetap berada di Mariupol secara keseluruhan. Mereka tidak dapat dihubungi karena pemadaman komunikasi yang hampir penuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement