REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI— Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mendorong Sumatra Barat untuk kembali memunculkan tokoh nasional dari daerah setempat yang dikenal berwawasan luas dan berperang menggunakan pikirannya seperti saat awal pendirian bangsa Indonesia.
"Jika di daerah lain di Indonesia mayoritas menggunakan tombak, pedang dan semacamnya saat berperang, maka orang Minangkabau muncul dengan otak yang dipenuhi ide dan pemikirannya, bukan otot," kata Jusuf Kalla di Bukittinggi, Jumat (18/3/2022).
Dia menyoroti peran strategis kelompok budaya Minangkabau melalui tokoh-tokoh perjuangan yang berada di posisi teratas sejak jaman dulu.
"Entah apa jadinya jika Bung Karno tidak didampingi oleh Bung Hatta dulu, sejarah Indonesia menempatkan Urang Minang di tempat teratas," kata dia.
Menurut dia, sebagai seorang "Sumando" atau orang yang beristrikan Urang Minang, dia hafal dengan beberapa kedudukan strategis kemasyarakatan di Sumatra Barat.
"Ada tiga unsur lokasi pemusatan kegiatan masyarakat di Minangkabaau, yaitu pasar sebagai pusat perekonomian, sekolah pusat pendidikan dan surau atau masjid sebagai pusat keagamaan," ujarnya.
Dia mengatakan apabila ketiga unsur ini hancur, maka Sumatera Barat akan lemah dari posisinya. "Tugas kita bersama agar jangan sampai sekolah dikurangi mutunya, pasar dirusak orang lain dan terutama masjid yang dikurangi jamaahnya," katanya.
Dia mengatakan perlu dorongan dan evaluasi sejak kini untuk bagaimana budaya Minangkabau dan tokohnya kembali muncul sebagai kemajuan negara. Jusuf Kalla juga mengingatkan agar warga Sumatra Barat tidak terlalu terprovokasi dengan permasalahan nasional saat ini.
"Khusus pernyataan Menteri Agama beberapa waktu lalu, saya meyakini maksudnya tidak menyakiti umat Muslim, hanya ada cara penyampaian yang kurang tepat, mari kita tetap mengedepankan toleransi dan kenyamanan bersama," kata dia.
Jusuf Kalla hadir di Bukittinggi Sumatra Barat dalam peresmian Masjid Tablighiyah Garegeh yang disebut menjadi masjid terbesar di Kota Wisata tersebut.