REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak memiliki mandat untuk menyelidiki tuduhan Rusia bahwa Ukraina memiliki program senjata biologis. Berbicara pada briefing Dewan Keamanan PBB, Perwakilan Tinggi untuk Urusan Perlucutan Senjata, Izumi Nakamitsu menegaskan bahwa, PBB tidak mengetahui adanya program senjata biologis.
"Saya juga ingin mencatat bahwa PBB saat ini tidak memiliki mandat maupun kapasitas teknis atau operasional untuk menyelidiki informasi ini," kata Nakamitsu, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (19/3/2022).
Pada 10 Maret, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah memperoleh dokumen yang menunjukkan bahwa laboratorium biologi yang disponsori Amerika Serikat di Ukraina, melakukan eksperimen dengan sampel virus Corona. Duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield membantah klaim tersebut. Dia mengatakan, tidak ada laboratorium senjata biologis Ukraina.
"Tidak di dekat perbatasan Rusia, tidak di mana pun. Itu hanya fasilitas kesehatan masyarakat yang dengan bangga didukung dan diakui oleh pemerintah AS, Organisasi Kesehatan Dunia, dan pemerintah serta lembaga internasional lainnya," kata Thomas-Greenfield.
Thomas-Greenfield justru menuduh Rusia telah lama mempertahankan program senjata biologis yang melanggar hukum internasional. "Rusia yang memiliki sejarah penggunaan senjata kimia yang terdokumentasi dengan baik," ujarnya.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan, Moskow telah menemukan jaringan 30 laboratorium senjata biologis di Ukraina. Berdasarkan perjanjian tahun 2005, Pentagon telah membantu beberapa laboratorium kesehatan masyarakat Ukraina dengan meningkatkan keamanan patogen berbahaya dan teknologi yang digunakan untuk penelitian.
Upaya tersebut telah didukung oleh negara lain dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada Kamis (10/3), WHO telah menyarankan Ukraina untuk menghancurkan patogen ancaman tinggi yang ditempatkan di laboratorium kesehatan masyarakat untuk mencegah potensi tumpahan yang akan menyebarkan penyakit di antara penduduk.