REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Yayasan Zakat Nasional (National Zakat Foundation) Inggris melaporkan ada peningkatan sebesar 90 persen dalam pengajuan kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok, seperti makanan dan pakaian dibandingkan tahun lalu. Dikatakan banyak Muslim Inggris yang kesulitan dengan biaya hidup sehari-hari dan untuk menghidupi diri mereka sendiri.
Angka dari NZF menyebutkan permohonan untuk bantuan darurat datang dari keluarga, pengungsi, orang tua tunggal dan lainnya yang tengah berjuang membayar kebutuhan pokok. Badan amal itu mengatakan, angka-angka mereka menunjukkan 50 persen Muslim Inggris yang sudah hidup dalam kemiskinan dipukul lebih keras oleh meningkatnya biaya hidup dari krisis.
Muslim adalah salah satu kelompok yang terkena dampak terburuk di Inggris oleh pandemi virus corona. Sensus Muslim melaporkan tingkat kemiskinan 10 kali lebih tinggi dari rata-rata nasional.
"Kami melihat tingkat permintaan yang lebih tinggi daripada kapan pun dalam sejarah kami. Dengan Ramadhan yang tinggal beberapa pekan lagi, kami mengandalkan komunitas Muslim untuk memberikan Zakat mereka di Inggris sehingga kami dapat memenuhi permintaan ini," kata Kepala Eksekutif NZF, Sohail Hanif, dilansir di 5pillarsuk, Sabtu (19/3/2022).
The Institute for Fiscal Studies mengatakan kemungkinan dampak krisis Ukraina pada inflasi dan keuangan publik dapat memaksa kanselir bertindak ketika ia menyampaikan pernyataan musim seminya akhir bulan ini. Menurut IFS, tanpa pengeluaran lebih banyak untuk menggambarkan memburuknya prospek biaya hidup, pekerja sektor publik menghadapi pemotongan gaji nyata yang tajam dan pembayar tagihan energi akan menjadi ratusan pound lebih buruk.
Menurut NZF, seorang ibu tunggal bernama Fatima tidak mampu membayar banyak tagihannya dan kesulitan mencari pekerjaan yang akan menutupi biaya hidup dasarnya. Ddia mengajukan bantuan melalui dana kerja dan kesulitan.
"Saya berjuang membayar tagihan saya, seperti pajak dewan, air dan pinjaman kredit universal, dan itu sebelum hal-hal yang benar-benar saya butuhkan seperti pakaian untuk bayi saya," kata Fatima.
Zakat membantu Fatima menutupi biaya hidup dasar, serta mendanai kursus pendidikan satu tahun untuk membantunya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan menghidupi dirinya dan keluarganya di masa depan. Dana kesulitan juga memberikan dukungan untuk Mahmood setelah dia melarikan diri dari Suriah untuk kehidupan yang lebih aman di Inggris. Keuangannya saat ini berarti dia berada di bawah tekanan yang meningkat setiap bulan saat dia berjuang untuk mencari pekerjaan.
Setelah menerima hibah kesulitan senilai 750 pound, Mahmood mampu membayar tagihannya dan fokus menyediakan kehidupan yang stabil bagi dia dan keluarganya di Inggris dan memberikan waktu untuk mencari pekerjaan. "Mengetahui ada komunitas Muslim di sini di Inggris yang membantu orang-orang seperti saya di saat kita membutuhkan membuat ketidakpastian sedikit lebih mudah untuk dihadapi," kata Mahmood.
Bagi Rashida, zakat memungkinkannya untuk memulai karier di Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Dia adalah tunawisma yang datang dari Nigeria, tetapi bertekad memulai kehidupan baru di Inggris dan berkiprah kembali kepada masyarakat.
"Saya menjadi sukarelawan di sebanyak mungkin tempat berbeda, dan bahkan mengikuti beberapa kursus untuk membantu meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan, termasuk kursus bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (ESOL)," kata Rashida.
Ketika dia menemukan pekerjaan impiannya bekerja untuk NHS, dia sangat gembira. Sebab bagaimana pun, dia tidak mampu membayar biaya pelatihan sebesar 285 pound. Namun, berkat sumbangan zakat, dia dapat mengejar kariernya untuk membantu mendukung masa depannya di Inggris, serta membantu orang lain.
"Zakat Anda membantu menutupi biaya kursus, tetapi itu berlaku lebih dari itu," katanya.