Sabtu 19 Mar 2022 18:52 WIB

Ulama Kharismatik Lebak Ungkap Kesalahan Besar Saifudin Ibrahim Soal Hapus Ayat Alquran

Ulama kharismatik Lebak mendukung Saifudin Ibrahim diproses hukum.

Pendeta Saifuddin Ibrahim meminta 300 ayat Alquran dihapus.
Foto: Tangkapan layar
Pendeta Saifuddin Ibrahim meminta 300 ayat Alquran dihapus.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Ulama kharismatik Kabupaten Lebak, Provinsi Banten KH Hasan Basri mendesak aparat Kepolisian segera menyelidiki pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta penghapusan 300 ayat Alquran karena mengandung sikap intoleran. Pernyataan itu jelas menistakan umat Islam.

"Pernyataan Saifuddin Ibrahim itu jelas-jelas menistakan umat Islam juga menimbulkan kegaduhan, "kata pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Sabtu.

Baca Juga

Ia menegaskan, pernyataan Pendeta Saifuddin yang meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Alquran, karena mengundang intoleransi tentu salah besar dalam memaknai penafsiranya."Allah SWT menurunkan ayat Al Quran dengan utuh dan tidak ada satu ayat pun yang intoleran,"ujarnya.

Ditegaskan KH HasanBasri, dalam ajaran pokok Islamayat Al Quran sebanyak 6.666, tidak boleh ada yang dikurangi."Pernyataan Saifuddin Ibrahim membaca ayat Al Quran itu tidak utuh, sehingga sama dengan menistakan umat Islam juga berpotensi memecah belah antar umat,"ungkapnya.

Karena itu, menurut KH Hasan Basri, aparat berwenang segera menangkap dan menyelidiki pernyataan Saifuddin Ibrahim tersebut."Kami mendukung Saifuddin Ibrahim diproses secara hukum, " kata Ketua Bidang Fatwa MUI Banten.

Ia khawatir jika Pendeta Saifuddin Ibrahim tidak segera diselidiki maka dapat menimbulkan kemarahan umat Islam.Sebab, pernyataanya mengundang provokatif, kebencian dan kegaduhan.

Permintaan agar kurikulum pesantren dan madrasah diubah, karena sumber potensi radikalisme dan terorisme juga tidak tepat. Ia menegak, para kiai se-Kabupaten Lebak yang mengelola pesantren dan madrasah tersakiti dan ternodai atas pernyataan Saifuddin Ibrahim itu."Sepanjang sejarah di Kabupaten Lebak tidak ada pesantren yang terpapar paham radikalisme maupun terorisme,"ujarnya.

Dengan demikian, pernyataan itu tentu menimbulkan keresahan dan provokasi untuk mengadu domba antarumat. Saifuddin Ibrahim yang kini menjadi pendeta jangan menyebar kebencian, dan provokasi terhadap umat Islam.

Ajaran Alquran sangat mengutamakan persatuan juga kesatuan, kedamaian dan tidak ada sumber intoleran maupun radikalisme.Bahkan Islam itu, menurut Kiai kharismatik Lebak, merupakan agama "rahmatan lil alamin' atau menyebarkan kasih sayang untuk umat manusia di seluruh alam.

"Kami melihat pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim menimbulkan kegaduhan dan provokasi untuk memecahkan belah antarumat, " katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement