Ahad 20 Mar 2022 00:45 WIB

Peretas Amatir Diperingatkan tak Bergabung dengan Tentara IT Ukraina

Peretas diingatkan tidak mengambil bagian dalam aktivitas peretasan terhadap Rusia

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
 Seseorang yang berpakaian sebagai peretas internet
Foto: Jakub Porzycki/NurPhoto
Seseorang yang berpakaian sebagai peretas internet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peretas amatir diperingatkan untuk tidak bergabung dengan tentara IT Ukraina di tengah kekhawatiran para aktivis dapat melanggar hukum atau meluncurkan serangan yang lepas kendali. Tanggapan siber Ukraina terhadap invasi Rusia telah didukung oleh peretas yang mengorganisasi aplikasi perpesanan Telegram di bawah bendera Angkatan Darat IT Ukraina. Lebih dari 300 ribu orang telah mendaftar ke grup, termasuk anggota dari luar Ukraina.

Para pejabat Barat mengatakan mereka sangat tidak menganjurkan bergabung dengan kelompok itu dan mengambil bagian dalam aktivitas peretasan terhadap Rusia. “Kami tidak akan mendorong kriminalitas dengan cara dan bentuk apa pun. Kami akan sangat menyarankan orang-orang untuk tidak terlibat dalam kegiatan semacam itu,” kata mereka.

Serangan siber Ukraina memiliki keberhasilan khusus dengan serangan penolakan layanan (DDoS) di mana situs web menjadi tidak dapat dijangkau. Situs web pemerintah Rusia termasuk Kremlin dan Duma telah menjadi sasaran serta kantor berita Russia Today (RT) milik pemerintah.

Peretas Anonymous juga mengklaim serangan DDoS. Menurut para ahli, bergabung dengan serangan siber Ukraina dari AS atau Inggris dapat melanggar hukum, seperti Undang-Undang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer di AS dan tindakan penyalahgunaan komputer di Inggris.