Ahad 20 Mar 2022 08:01 WIB

Presiden Belarus Bela Putin dari Cemooh Pemimpin Barat

Presiden Belarus mengatakan Putin dalam kondisi waras dan sehat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Seorang wanita melewati mural yang menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beograd, Serbia, Sabtu, 12 Maret 2022.
Foto: AP/Darko Vojinovic
Seorang wanita melewati mural yang menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beograd, Serbia, Sabtu, 12 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Presiden Belarus Alexander Lukashenko membela kondisi Presiden Rusia Vladimir Putin yang terus-terusan diserang oleh Barat. Dia mengatakan bahwa rekan sekutunya itu sehat, waras, dan dalam kondisi lebih baik dari sebelumnya.

"Putin benar-benar bugar, dia dalam kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Dia adalah orang yang benar-benar waras, sehat, sehat secara fisik, dia seorang atlet," ujar Lukashenko.

Baca Juga

Para pemimpin Barat telah mengklaim Putin membuat kesalahan perhitungan yang mahal dengan meluncurkan serangan militer ke Ukraina. Pasukan Rusia dinilai telah mengalami kerugian besar dan kemajuan dalam perebutan wilayah sebagian besar terhenti.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah menilai Putin menjadi tidak rasional dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menggambarkannya sebagai sosok yang benar-benar paranoid. Namun, Lukashenko menepis anggapan bahwa pria berusia 69 tahun tidak berada di puncak kekuasaannya.

"Barat, dan Anda, harus menyingkirkan kebodohan ini, fiksi ini dari kepala Anda," kata Lukashenko.

Selain itu, Lukashenko menyatakan kedekatan yang erat dengan Putin sehingga mengetahui persis kondisi rekannya itu. "Dia dan saya tidak hanya bertemu sebagai kepala negara, kami bersahabat. Saya benar-benar mengetahui semua detailnya, sejauh mungkin, baik pemerintahan maupun pribadi," kata Lukashenko dalam rekaman wawancara yang dibagikan oleh kantor berita negara BelTA.

Lukashenko juga meratapi pecahnya Uni Soviet pada 1991. Tema tersebut adalah salah satu yang sering didiskusikan Putin, seperti saat menyampaikan pidato sebelum invasi. Ukraina dinilai merupakan konstruksi buatan dan bagian yang tidak dapat dicabut dari sejarah dan budaya Rusia.

"Runtuhnya Uni Soviet adalah sebuah tragedi. Jika Uni Soviet bertahan sampai hari ini, kita bisa menghindari segala macam konflik di dunia," kata Lukashenko.

"Sementara Uni Soviet ada, dunia adalah multipolar dan satu kutub menyeimbangkan yang lain. Sekarang alasan untuk apa yang terjadi di dunia adalah unipolaritas, monopoli planet kita oleh Amerika Serikat," ujarnya, dikutip dari Reuters, Ahad (20/3/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement