REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir menampilkan makam kuno yang baru ditemukan dan didekorasi dengan baik di sebuah pekuburan Firaun di luar Ibu Kota Kairo pada Sabtu (19/3/2022). Makam itu ditemukan di dekat Step Pyramid of Djoser, di Saqqara Necropolis, 24 kilometer barat daya Kairo.
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir mengatakan, sebanyak lima makam yang ditampilkan itu digali awal bulan ini. Makam-makam tersebut berasal dari Kerajaan Lama periode yang terentang kira-kira dari sekitar 2700 SM hingga 2200 SM, serta Periode Menengah Pertama yang berlangsung selama lebih dari satu abad setelah Kerajaan Lama runtuh.
Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mostafa Waziri mengatakan, para arkeolog Mesir mulai menggali situs itu pada September 2019. Makam itu adalah untuk pejabat senior termasuk penguasa regional dan pengawas istana di Mesir kuno.
"Kelima makam itu dicat dengan baik, dihias dengan baik. Penggalian tidak berhenti. Kami berencana untuk melanjutkan penggalian kami. Kami percaya bahwa kami dapat menemukan lebih banyak makam di daerah ini," kata Waziri.
Gambar yang dibagikan di halaman media sosial Kementerian Pariwisata dan Purbakala menunjukkan lubang pemakaman yang mengarah ke makam. Dinding terlihat dihiasi dengan prasasti hieroglif dan gambar hewan suci dan barang-barang setelah kematian yang digunakan oleh orang Mesir kuno.
Situs Saqqara adalah bagian dari pekuburan yang luas di ibukota kuno Mesir Memphis yang mencakup Piramida Giza yang terkenal serta piramida yang lebih kecil di Abu Sir, Dahshur, dan Abu Ruwaysh. Dalam beberapa tahun terakhir, Mesir telah banyak mempromosikan penemuan arkeologi baru ke media internasional dan diplomat dengan harapan dapat menarik lebih banyak wisatawan ke negara itu.
Sektor pariwisata yang vital yang merupakan sumber utama mata uang asing bagi Mesir harus menderita akibat gejolak politik dan kekerasan selama bertahun-tahun setelah pemberontakan 2011 yang menggulingkan otokrat Hosni Mubarak. Sektor ini baru-baru ini mulai pulih dari pandemi virus korona, tetapi kembali dihantam oleh efek invasi Rusia ke Ukraina, karena dua negara ini adalah sumber utama wisatawan yang berkunjung ke negara Timur Tengah itu, dilansir dari AP.