Ahad 20 Mar 2022 17:01 WIB

Film '99 Cahaya di Langit Eropa' Ajak Mahasiswa Garut Berwawasan Luas

Film ini memiliki pesan moral tentang jejak agama Islam dan peradaban di Eropa.

Poster film 99 Cahaya Langit di Eropa
Foto: ist
Poster film 99 Cahaya Langit di Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menayangkan film "99 Cahaya di Langit Eropa" yang memiliki nilai edukasi. Media film ini mengajak mahasiswa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk memiliki wawasan luas tentang dunia luar sebagai pembelajaran tambahan selain dari kampus.

"Tayangan film layar lebar ini, pertama bagaimana mengapresiasi film Indonesia dikenal di perguruan tinggi, bisa dikenalkan di kampus sebagai salah satu bahan pembelajaran, karena film ini sangat penting," kata Koordinator Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film pada Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek Edi Suwardi di Garut, Ahad (20/3/2022).

Dia menuturkan, Kemendikbudristek sudah kesekian kali menggelar nonton film layar lebar karya anak bangsa yang digelar secara terbuka. Salah satunya dilaksanakan di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Persis Kabupaten Garut pada Sabtu (19/3) sampai Minggu jelang dini hari.

Dalam kesempatan kali ini, kata dia, Kemendikbudristek menayangkan film berjudul "99 Cahaya di Langit Eropa" yang dinilai memiliki pesan moral tentang jejak agama Islam dan peradaban di negara Eropa. 

Dia berharap, adanya tayangan film itu semua kalangan masyarakat termasuk di lembaga perguruan tinggi dapat membuka diri tentang wawasan dan perkembangan dunia luar.

"Kita harus memiliki wawasan dunia luar, bahwa kita memang harus membuka diri juga," katanya. 

Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah menambahkan, Komisi X yang bermitra dengan Kemendikbudristek mendukung adanya kegiatan penayangan film karya anak bangsa di lingkungan perguruan tinggi Islam. Dia berharap, tayangan film itu bisa mendorong mahasiswa Islam di Garut memiliki semangat baru, menjadi agen perubahan, dan pembangunan untuk bangsa Indonesia lebih baik.

"Ini bisa menjadi mahasiswa untuk menggelorakan budaya, supaya mereka mahasiswa sama-sama menjadi 'agent development', agen perubahan, agen pembangunan, mengkampanyekan budaya karena film bagian dari budaya," kata politisi Partai Golkar itu.

Dia juga berharap, upaya Kemendikbudristek menayangkan film tersebut dapat mendorong mahasiswa untuk membuat karya film yang berkualitas tentang agama dan budaya."Tentunya ini bisa mendorong (mahasiswa) jadi kreator yang lebih inovatif," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement