Ahad 20 Mar 2022 21:22 WIB

Paus Fransiskus Kembali Kecam Invasi Rusia

Paus menilai konflik di Ukraina merupakan pembantaian yang tidak masuk akal.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Paus Fransiskus menyampaikan misa di Kota Vatikan, Ahad (20/3/2022). Ia kembali mengkritik invasi Rusia ke Ukraina.
Foto: AP Photo/Andrew Medichini
Paus Fransiskus menyampaikan misa di Kota Vatikan, Ahad (20/3/2022). Ia kembali mengkritik invasi Rusia ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA VATIKAN -- Paus Fransiskus kembali mengkritik invasi Rusia ke Ukraina. Dalam Misa Ahad (20/3/2022) ia mengatakan konflik di Ukraina merupakan "pembantaian tak masuk akal" yang tidak dapat dibenarkan dan meminta para pemimpin menghentikan "perang menjijikan ini".

"Sayangnya kekerasan agresi terhadap Ukraina tidak melambat," katanya di hadapan 30 ribu orang di alun-alun Santo Peter.

Baca Juga

Pernyataan ini merupakan kecaman terbaru Paus pada perang di Ukraina tapi ia masih menghindari menyebut Rusia. "Pembantaian tak masuk akal di mana setiap hari kekejian dan pembantaian diulang-ulang, tidak ada yang bisa membenarkan ini," tambah Paus.

Moskow menyebut invasi mereka ke Ukraina pada 24 Februari itu sebagai "operasi militer khusus" yang didesain untuk tidak menduduki wilayah tapi medemiliterisasi dan menyingkirkan orang-orang yang dituduh nasionalis berbahaya. Paus sudah menolak istilah tersebut.

"Saya meminta semua pemain di masyarakat internasional untuk benar-benar berkomitmen pada diri mereka sendiri untuk menghentikan perang menjijikan ini," katanya.

"Bahkan pada pekan ini rudal dan bom mengenai warga sipil, orang lanjut usia, anak-anak dan ibu-ibu hamil," tambah Paus.

Rusia membantah mengincar warga sipil. Paus juga membahas kunjungannya ke rumah sakit di Roma yang mengobati anak korban perang Ukraina. "Satu orang kehilangan lengannya dan satu laki terluka kepalanya," kata Paus. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement