REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Ketua DPR RI, Puan Maharani, berharap sidang Inter-Parliament Union (IPU) ke-144 yang resmi dibuka hari ini dapat menjadi momentum bagi Parlemen untuk menyebarkan 'budaya damai' yang selalu mempromosikan toleransi, dan dialog, serta menolak kekerasan. Termasuk penolakan terhadap kekerasan atas konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
"Pertemuan Majelis IPU ini membuka peluang untuk mendorong penyelesaian damai atas perang di Ukraina, dan mendesak dilakukan gencatan senjata," kata Puan dalam pidato sambutannya di pembukaan IPU ke-144, di Nusa Dua, Bali, Ahad (20/3).
Menurutnya penghormatan kepada hukum internasional, piagam PBB, dan integritas teritori perlu untuk diteguhkan. Selain mendorong perdamaian konflik di kawasan Eropa, Puan juga mendesak tercapainya kemerdekaan penuh Palestina, dan demokratisasi di Myanmar. "Terkait situasi di Myanmar, kita dapat mendorong agar Myanmar kembali ke jalan demokrasi," tegasnya.
IPU ke-144 mengangkat tema 'Getting to Zero: Mobilizing Parliaments to Act on Climate Change'. Melalui tema tersebut, Puan berharap parlemen dunia bisa berkontribusi menciptakan situasi geopolitik yang damai, stabil, dan kondusif.
"Parlemen dapat menjembatani perbedaan, dan membangun saling kepercayaan. Parlemen juga perlu mendorong diplomasi preventif guna mencegah terjadinya konflik dan perang," ucapnya.
Kemudian Puan juga mendorong akselerasi pemerataan vaksin global hingga mencapai target vaksinasi 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022. Parlemen dunia juga harus berperan dalam memperkuat Arsitektur Kesehatan Global untuk mencegah, dan tanggap terhadap ancaman pandemi di masa depan.
"Ketiga, Memobilisasi komitmen dan aksi guna menyelamatkan dunia dari dampak perubahan iklim. Sesuai tema pertemuan, Parlemen perlu untuk memobilisasi pengurangan emisi, memperkuat adaptasi, dan merealisasi komitmen pembiayaan bagi negara berkembang," jelasnya.