REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebut dampak besar ajang MotoGP Mandalika bagi okupansi kamar hotel di Pulau Lombok. Ketua PHRI NTB Ni Ketut Wolini mengatakan hampir seluruh hotel di Lombok terisi penuh selama perhelatan MotoGP.
"Okupansi sekarang itu 95 persen. (Kamar hotel) di (Kota) Mataram, (Kabupaten) Lombok Barat, dan Lombok Tengah, habis terjual, sudah penuh," ujar Wolini saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (20/3).
Wolini mengatakan tingginya okupansi hotel di tiga wilayah tersebut tak lepas dari tetak geografis yang berdekatan dengan lokasi acara di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah. Sementara lima persen kamar hotel yang belum terisi berada di Sembalun, Lombok Timur, yang terletak di kaki Gunung Rinjani dan kawasan tiga gili yakni Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan yang berada di Kabupaten Lombok Utara.
"Kalau dibandingkan tahun lalu, tentu naik signifikan. Akibat MotoGP semua perekonomian sangat tergerak, termasuk dari sektor hotel dan restoran, meski saat ini masih mayoritas (wisatawan) domestik," ucap Wolini.
Wolini menyampaikan hotel-hotel dan restoran berharap semakin banyak ajang internasional seperti MotoGP digelar di Pulau Seribu Masjid. Wolini optimisme geliat pariwisata di Lombok akan terus berlanjut pasca-MotoGP.
"Tentu kita akan terus promosi dan pasca-MotoGP kan harga kamar kemabli normal, tidak seperti saat MotoGP," ungkap Wolini.
Wolini mengatakan hotel-hotel dan restoran di Lombok juga tengah mempersiapkan sejumlah program dalam menyambut bulan suci ramadhan dengan menyediakan sejumlah paket menarik seperti paket berbuka puasa dan sahur selama Ramadhan.
"Program-program ini upaya antisipasi kita dalam menjaga okupansi pasca-MotoGP," kata Wolini.