REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stefano Pioli mengungkapkan bahwa dua pemain AC Milan, yakni kiper Mike Maignan dan bek Fikayo Tomori, mengalami serangan rasial dari suporter tuan rumah saat Milan meraih kemenangan 1-0 atas Cagliari. Kedua tim berlaga dalam lanjutan Serie A Liga Italia di Sardinia, Sabtu (19/3/2022).
"Mike memberi tahu saya bahwa ia merasa mendengar beberapa hinaan dari belakang gawang," kata Pioli kepada DAZN dilansir Reuters, Ahad (20/3/2022). "Ini pertama kalinya dia beraksi seperti itu. Jadi jelas ada yang terjadi. Tomori juga menyampaikan hal yang sama. Setiap kali hal semacam ini terjadi semua pasti sepakat bahwa tidak ada yang pantas mendapatkannya.
Maignan, yang berada di gawang dekat tribun suporter Cagliari berselebrasi dengan Tomori selepas peluit bubaran sebelum menjadi korban serangan rasial yang belakangan memantik aksi saling dorong antara pemain kedua tim.
"Pertandingan Serie A ini didedikasikan untuk mereka yang berdiri melawan rasisme, tapi jalan masih begitu panjang dan kami harus terus bertarung bersama," cuit Milan dalam bahasa Inggris dan Italia melalui akun Twitter resmi, @acmilan, selepas pertandingan.
Sementara itu, penyerang Cagliari yang juga dari kalangan kulit berwarna, Joao Pedro, mengaku tidak mendengar serangan rasial apapun dan membela suporter klubnya, meski ia tak menampik bahwa posisinya tidak lebih dekat dari Maignan ke tribun suporter tuan rumah.
"Saya tidak mendengar apapun. Ini adalah masalah yang sangat rumit, tetapi pada dasarnya saat itu saya berada di tengah lapangan," jelas Cagliari. "Ini bukan situasi yang menyenangkan untuk dibicarakan, tetapi saya telah berada di sini selama delapan tahun dan saya akan membela para suporter karena saya tidak mendengar apapun."
Rasisme dan serangan-serangan rasial bukan sebuah rahasia bagi sepak bola Italia, meskipun pemangku kepentingan dalam beberapa tahun terakhir gencar melancarkan kampanye kesadaran. Mantan pelatih tim nasional Italia Antonio Conte bahkan sempat menyatakan bahwa ia tidak kaget dengan tren rasisme yang memburuk di Italia saat ia kembali ke tanah kelahirannya untuk melatih Inter MIlan musim lalu.