Senin 21 Mar 2022 10:22 WIB

Saham Blue Chip Masuk Top Losers, IHSG Dibuka Melemah

Saham-saham blue chip top losers antara lain GGRM, BMRI, ITMG dan ANTM

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta.  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/3). Tertekannya IHSG disebabkan oleh sejumlah saham blue chip yang masuk daftar top losers, diantaranya GGRM anjlok 6,4 persen ke level 31.425 dan BMRI turun 3,45 persen ke level 7.650. Selain itu, ITMG dan ANTM kompak melemah 1,67 persen.
Foto: Prayogi/Republika
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/3). Tertekannya IHSG disebabkan oleh sejumlah saham blue chip yang masuk daftar top losers, diantaranya GGRM anjlok 6,4 persen ke level 31.425 dan BMRI turun 3,45 persen ke level 7.650. Selain itu, ITMG dan ANTM kompak melemah 1,67 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/3). IHSG melanjutkan pelemahannya ke level 6.945,89 setelah dua hari beruntun ditutup terkoreksi.

Tertekannya IHSG disebabkan oleh sejumlah saham blue chip yang masuk daftar top losers, di antaranya GGRM anjlok 6,4 persen ke level 31.425 dan BMRI turun 3,45 persen ke level 7.650. Selain itu, ITMG dan ANTM kompak melemah 1,67 persen.

Meski demikian, Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG berpotensi menguat pada perdagangan hari ini. Prediksi ini sejalan dengan naiknya indeks saham utama di Wall Street akhir pekan lalu.

Sepanjang minggu lalu, S&P 500 lompat 6,1 persen. Ini adalah kenaikan mingguan pertama dalam tiga pekan terakhir dan terbesar sejak November 2020. DJIA dan NASDAQ masing-masing mencatatkan kenaikan 5,5 persen dan 8,1 persen.  

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 5 bps menjadi 2,14 persen. Sementara harga spot dan kontrak berjangka (futures) emas turun seiring dengan meredanya permintaan atas aset yang di anggap aman setelah dimulainya siklus kenaikan suku bunga acuan.

Di pasar komoditas, harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah menguat pada Jumat lalu, namun secara mingguan mengalami penurunan selama dua minggu beruntun. Permintaan minyak mentah dunia tertekan oleh kelangkaan pasokan.

Tekanan atas permintaan minyak juga datang dari mandeknya pembicaraan nuklir antara dunia barat dan Iran serta kekhawatiran mengenai gelombang terkini kasus penularan virus Covid-19 di Tiongkok. 

Untuk hari ini, Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, investor menantikan pengumuman tingkat suku bunga pinjaman untuk korporasi besar atau Loan Prime Rate (LPR) bertenor 1 tahun dan 5 tahun oleh bank sentral Cina (PBOC). Investor juga menantikan pidato dari Presiden bank sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde dan ketua bank sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell nanti malam. 

Berdasarkan riset Phillip Sekuritas Indonesia, beberapa saham berpotensi menguat secara teknikal.

DKFT 

Short Term Trend   : Bullish  

Medium Term Trend  : Bullish  

Trade Buy          : 137 

Target Price 1     : 147 

Target Price 2     : 153 

Stop Loss          : 127 

INCO   

Short Term Trend   : Bullish  

Medium Term Trend  : Bullish   

Trade Buy          : 5800 

Target Price 1     : 6200  

Target Price 2     : 6425 

Stop Loss          : 5400 

HAIS   

Short Term Trend   : Bullish 

Medium Term Trend  : Bullish   

Trade Buy          : 218 

Target Price 1     : 230 

Target Price 2     : 236 

Stop Loss          : 206 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement