REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Utusan Khusus PBB Hans Grundberg mengusulkan pembahasan kemungkinan gencatan senjata untuk Yaman selama Ramadhan. Selama hampir tujuh tahun, milisi Houthi di Yaman terus bertempur dengan koalisi Saudi.
Grundberg menyampaikan usulan tersebut ketika bertemu dengan kepala perunding Houthi dan pejabat Oman di Muscat pada Sabtu (19/3/2022) lalu. Pertemuan untuk membahas konsultasi PBB dan upaya untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan di Yaman, termasuk kemungkinan gencatan senjata selama Ramadhan.
Dilansir dari Al Araby, Senin (21/3/2022), perang tujuh tahun di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong negara itu ke ambang kelaparan. Kelompok Houthi Yaman sebelumnya mengatakan akan menyambut pembicaraan dengan koalisi yang dipimpin Saudi jika tempat itu adalah negara netral, termasuk beberapa negara Teluk, dan bahwa prioritasnya adalah mencabut pembatasan sewenang-wenang di pelabuhan Yaman dan bandara Sanaa.
Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang berbasis di Arab Saudi berencana untuk mengundang pihak Yaman termasuk Houthi untuk konsultasi di Riyadh bulan ini. "Tidak logis dan tidak adil bahwa tuan rumah pembicaraan juga menjadi sponsor perang dan blokade," kata gerakan yang bersekutu dengan Iran itu dalam sebuah pernyataan di kantor berita resmi.
Riyadh memimpin koalisi militer yang telah memerangi Houthi selama tujuh tahun dalam konflik yang secara luas dilihat di kawasan itu sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
https://english.alaraby.co.uk/news/un-envoy-discussing-yemen-truce-ramadan