REPUBLIKA.CO.ID, MATINICUS ISLAND -- Perpustakaan kecil di Matinicus Island 35 kilometer di lepas pantai Maine, Amerika Serikat (AS), merancang misi untuk mengisi rak-raknya dengan buku-buku yang tidak disukai di tempat lain. Tempat ini akan menerima buku yang tersingkirkan karena pelarangan peredarannya.
Dari And Tango Makes Three, kisah dua penguin jantan yang membesarkan seekor anak ayam bersama, hingga karaya klasik seperti To Kill a Mockingbird oleh Harper Lee, The Handmaid's Tale oleh Margaret Atwood, dan The Grapes of Wrath oleh John Steinbeck, dan semua buku yang dilarang atau dibatalkan oleh negara bagian lain. Semua buku itu bisa ditemukan dengan mudah di perpustakan pulau terpencil ini.
Kehadiran buku-buku yang dilarang ini bermula ketika Eva Murray baru-baru ini kembali dari perjalanan ke daratan dengan membawa banyak buku termasuk And Tango Makes Three. Menurut Asosiasi Perpustakaan Amerika, itu adalah salah satu buku yang paling dilarang di negara itu.
"Kami membeli buku-buku terlarang untuk mendorong kembali secara terbuka terhadap dorongan untuk melarang buku. Untuk mengatakan, 'Jika Anda tidak menginginkannya di perpustakaan Anda, kami menginginkannya di perpustakaan kami,'" kata Murray kepada Bangor Daily News.
Selama bertahun-tahun, penduduk Matinicus Island hanya bertukar buku di antara warga saja. Namun, mereka memutuskan untuk membuat perpustakaan warga dari gudang penyimpanan sumbangan pada 2016. Tempat itu mendapatkan perluasan untuk menambahkan gudang kedua untuk perpustakaan anak-anak dengan bantuan hibah dari Stephen and Tabitha King Foundation pada 2020.
Pustakawan tidak ada untuk mengatur pengelolaan perpustakaan swadaya tersebut. Peminjam buku pun hanya menggunakan sistem sederhana dengan memeriksa melalui catatan nama di sebuah buku. Ketika perpustakaan tumbuh, pulau itu mulai mendatangkan kisah-kisah tidak biasa, tindakan ini pun tidak kontroversial di Matinicus, komunitas paling terpencil dan terisolasi di negara bagian Maine.
Tempat ini hanya memiliki 100 penduduk sepanjang tahun. Sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan sangat penting. "Kami berada dalam posisi istimewa untuk mengatakan, 'Kami tidak melarang buku,' dan kami menyambut saran orang lain untuk merekomendasikan buku," kata Murray.