Senin 21 Mar 2022 16:26 WIB

PBB: 10 Juta Orang Mengungsi Akibat Perang Rusia-Ukraina

Sekitar 6,5 juta diperkirakan menjadi pengungsi internal di negara ini.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Pengungsi berangkat ke Rumania setelah melarikan diri dari Ukraina, berjalan di perbatasan di Palanca, Moldova, Kamis, 17 Maret 2022. PBB mengatakan perang Rusia-Ukraina telah mengusir 10 juta orang dari rumah mereka.
Foto: AP/Sergei Grits
Pengungsi berangkat ke Rumania setelah melarikan diri dari Ukraina, berjalan di perbatasan di Palanca, Moldova, Kamis, 17 Maret 2022. PBB mengatakan perang Rusia-Ukraina telah mengusir 10 juta orang dari rumah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- PBB mengatakan perang Rusia-Ukraina telah mengusir 10 juta orang dari rumah mereka. Hal ini diungkapkan oleh Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi pada Ahad (20/32022) melalui Twitter terverifikasinya.

"Perang di Ukraina sangat menghancurkan sehingga 10 juta orang telah melarikan diri baik mengungsi di dalam negeri, atau sebagai pengungsi di luar negeri," ujarnya seperti dilansir laman Anadolu Agency, Senin (21/3/2022).

Baca Juga

"Di antara tanggung jawab mereka yang berperang, di mana pun di dunia, adalah penderitaan yang diderita warga sipil yang terpaksa meninggalkan rumah mereka," ujarnya menambahkan.

Menurut data PBB, hampir 3,4 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak perang dimulai pada 24 Februari. Lebih dari 2 juta berada di negara tetangga Polandia, hampir 530 ribu di Rumania dan lebih dari 362 ribu orang di Moldova.

Sekitar 6,5 juta diperkirakan menjadi pengungsi internal di negara ini. PBB mencatat permusuhan Rusia-Ukraina telah merenggut nyawa sedikitnya 847 warga sipil dan menyebabkan sekitar 1.400 orang terluka di Ukraina. PBB juga menekankan bahwa angka sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi karena kondisi di lapangan mempersulit verifikasi.

Sebelum perang berkecamuk, Ukraina memiliki populasi 37 juta di wilayah yang berada di bawah kendali pemerintah. Angka itu tidak termasuk Krimea yang dicaplok Rusia dan wilayah separatis pro-Rusia di timur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement