Potensi Limbah Lele dan Kotoran Ayam Sebagai Pupuk Alami Tabulampot

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq

Anggota tim mahasiswa UNY yang mengembangkan pupuk dari bahan alami.
Anggota tim mahasiswa UNY yang mengembangkan pupuk dari bahan alami. | Foto: Dokumen.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tren tanaman buah dalam pot (tabulampot) populer belakangan. Budi daya ini memiliki keunggulan bisnis seperti besar keuntungan, tinggi keberhasilan, dapat berbuah luar musim, mudah dipindah, dan dapat dikembangkan berbagai lahan.

Pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam memperbaiki kesuburan tanah secara aman. Produk pertanian yang dihasilkan terbebas bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga aman dikonsumsi.

Dari sini, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan pupuk dari bahan alami. Kali ini, dari limbah air ikan lele sistem bioflok dan kotoran ayam, sehingga ramah lingkungan, tidak ada efek negatif jangka panjang.

Pupuk organik ini berbentuk cair dan berfungsi untuk memacu pertumbuhan tanaman, khususnya tabulampot. Mereka terdiri dari  Irfan Aldi Fitrian dan Annisa Kusumawati, Ahmad Sauki Al Zamani, dan Shibghotulloh Umar Rosyadi.

Irfan mengatakan, budi daya ikan lele sistem bioflok merupakan usaha budidaya ikan lele dengan padat tebar tinggi, penggunaan jumlah pakan yang tinggi, penambahan aerasi, dan penggantian air secara berkala dalam jumlah besar.

"Serta, menghasilkan air limbah yang besar pula. Air limbah budidaya lele sistem bioflok dalamnya berupa akumulasi residu organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran lele, partikel-partikel pakan, serta bakteri dan alga," kata Irfan, Senin (21/3/2022).

Air limbah budi daya lele sistem intensif dapat diolah menjadi pupuk organik, khususnya pupuk organik cair. Sayangnya potensi air limbah budi daya lele belum dimanfaatkan optimal, bahkan sering dijumpai dibuang saja di sekitar permukiman.

Air hasil budi daya sistem bioflok mengandung banyak bahan organik, khususnya kandungan nitrogen yang tinggi. Irfan menerangkan, kandungan nitrogen yang terdapat pada air budi daya ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman.

Selain itu, kotoran ayam bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman karena mengandung nitrogen tinggi, kalium, dan fosfor. Dibanding pupuk kandang lain, pupuk kompos dari kotoran ayam mempunyai kandungan hara yang tertinggi.

"Hal tersebut dikarenakan bagian cair dan bagian padat dari feses ayam tercampur jadi satu dimana unsur nitrogennya tiga kali lipat lebih banyak dari jenis pupuk lain," ujar Irfan.

Bahan baku pembuatan pupuk yang dinamai Mbah Eka ini ada limbah kotoran ayam kering dan limbah lele. Limbah lele dapat dapat diambil dari kolam, sedangkan kotoran ayam bisa diambil dari penduduk yang memelihara ayam di sekitar kita.

Saat air lele mulai memasuki dua pekan, perlu ada pergantian air, tapi tidak dibuang dan ditampung ke jerigen. Masukkan kotoran ayam kering, tambah em4 pertanian dan tetes tebu secukupnya dan difermentasi selama 2-3 pekan.

"Pembuatan dilakukan pekan kedua dan keempat setelah penyebaran bibit. Kadar hara yang terkandung 0,06-0,62 persen Corganik, 0,49-1,32 persen Nitrogen, 0,06-0,35 persen Phosfat, 0,22-4,97 persen Kalium dengan pH 5,67-8,00," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark