REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR, Bambang Wuryanto menanggapi kritikan publik terhadap pernyataan Megawati Soekarnoputri terkait minyak goreng. Menurutnya, banyak orang yang belum mengerti pemikiran dari Presiden ke-5 Republik Indonesia itu.
Ia menjelaskan, ada tiga dasar filosofi yang digunakan politisi dalam menyampaikan suatu arahan atau pernyataan. Ketiganya yakni learn atau belajar, unlearn atau lepaskan belajar, dan re-learn atau belajar ulang.
"Mohon izin, yang berkomentar belum belajar ini. Orang belum belajar cara berpikirnya Ibu Mega, Ibu ketum sering memakai statement yang unlearn," ujar Bambang di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/3/2022).
Ia menyoroti warganet di media sosial yang mengomentari dan menilai Megawati tak memiliki empati kepada masyarakat. Ia menegaskan, orang-orang tersebut tidak memahami cara berpikir Megawati.
"Di sosmed yang berkomentar itu belum paham cara berpikir ibu ketum saya," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP itu.
Megawati ikut berkomentar terkait minyak goreng yang menjadi isu nasional saat ini. Menurut dia, bahan masakan tidak harus digoreng, sebab ada solusi lain, seperti direbus atau dikukus.
"Saya sampai mengelus-elus dodo, bukan masalahnya gak ada atau mahalnya minyak goreng, saya sampai mikir, jadi apakah ibu-ibu tiap hari hanya menggoreng sampe begitu rebutannya?" kata Mega dalam acara webinar, Cegah Stunting untuk Generasi Emas Indonesia, Jumat (18/3/20220).