Senin 21 Mar 2022 19:13 WIB

Pria Berkapak Masuk, Masjid di Mississauga Kanada Berencana Kunci Pintu Saat Sholat

Hampir semua jamaah yang melihat peristiwa itu diliputi kekhawatiran berulang.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Masjid (ilustrasi). Pria Berkapak Masuk, Masjid di Mississauga Kanada Berencana Kunci Pintu Saat Sholat
Foto: Dok Republika
Masjid (ilustrasi). Pria Berkapak Masuk, Masjid di Mississauga Kanada Berencana Kunci Pintu Saat Sholat

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pengurus Masjid Dar Al-Tawheed di Mississauga, Kanada sedang mempertimbangkan mengunci pintu masjid ketika sholat berjamaah dimulai.

Pertimbangan ini dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan jamaah pasca-insiden semprotan beruang dan acungan kapak, Sabtu lalu. Insiden terjadi saat sholat subuh dengan 20 jamaah mengikuti sholat berjamaah.

Baca Juga

“Banyak orang di masjid sangat, sangat terguncang oleh insiden itu, yang terjadi hanya dua pekan sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan,” kata imam di Pusat Islam Dar Al-Tawheed, Ibrahim Hindy, dilansir dari Toronto Sun, Senin (21/3/2022).

Dia mengatakan masjid sedang mempertimbangkan berbagai cara untuk meningkatkan keamanannya, termasuk mengunci pintu ketika sholat. Polisi Daerah Peel mengatakan pelaku merupakan Mohammad Moiz Omar (24 tahun).

Pelaku didakwa dengan pelanggaran yang mencakup penyerangan dengan senjata, pemberian zat berbahaya dengan maksud untuk membahayakan kehidupan, mengucapkan ancaman dan kerusakan pada properti keagamaan. Polisi meyakini serangan di masjid Mississauga dimotivasi oleh kebencian. Inspektur polisi Peel Rob Higgs mengatakan penyelidikan pasukan terus berlanjut, dan pengelola masjid mengatakan polisi meningkatkan kehadiran mereka di daerah tersebut.

“Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat diterima di komunitas kami dan kami menangani masalah ini dengan sangat serius,” kata Higgs, dilansir dari The Globe and Mail.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk serangan pada akhir pekan itu dan mengatakan kekerasan seperti itu tidak memiliki tempat di Kanada. “Saya menjaga komunitas dalam pikiran saya hari ini. Saya juga ingin memuji keberanian mereka yang ada di sana pagi ini,” tulisnya melalui jejaring sosial.

Sehari setelah serangan, seorang anggota masjid mengatakan dia dan jamaah lainnya tidak dilarang melaksanakan sholat. Masjid tetap dibuka dan berkegiatan seperti sedia kala. 

Salah satunya ialah Noorani Sairally, seorang sukarelawan di masjid Dar Al-Tawheed. Ia sedang sholat di masjid pada hari serangan itu terjadi dan dia kembali ke masjid pada esok harinya. “Peristiwa yang terjadi tidak menyurutkan jamaah yang hadir, namun rutinitasnya diganggu oleh penyerang bersenjata tidak akan mudah untuk dilupakan,” ujar Sairally.

Hampir semua jamaah yang melihat peristiwa itu diliputi oleh kekhawatiran berulang kali. Itu adalah peristiwa yang sangat traumatis dan menakutkan yang terjadi.

Sairally mengungkapkan, dia masih bisa merasakan semprotan beruang di paru-parunya dan merasakan matanya terbakar jika dia menyentuhnya. Naluri pertamanya, katanya, adalah bertanya-tanya apakah seseorang mencoba mengulangi penembakan masjid tahun 2017 yang menewaskan enam orang di Kota Quebec.

Serangan itu dimulai ketika sholat jamaah subuh telah berlangsung selama lima menit. Lalu, ia mendengar teriakan di belakangnya dan berbalik untuk melihat seseorang menyemprotkan semprotan beruang di barisan belakang.

“Lalu seorang pemuda menjatuhkan kapak penyerang dan menjegalnya ke tanah. Jamaah lain membantu menahan penyerang sampai polisi tiba. Banyak orang di masjid berlari keluar setelah itu karena efek berbahaya dari semprotan beruang,” kata Sairally.

Sairally mengatakan masjid berusaha mengumpulkan semua orang yang hadir selama serangan untuk menawarkan dukungan kepada mereka yang membutuhkannya. Sairally mengatakan Menteri Federal Keamanan Publik Marco Mendicino dan Menteri Imigrasi Sean Fraser berkunjung ke masjid pada esok harinya untuk meyakinkan jamaah.

“Anggota masjid berbicara kepada menteri kabinet tentang mendapatkan dana untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan di fasilitas tersebut,” tambahnya.

Imam di Dar Al-Tawheed Ibrahim Hindy mengatakan masjid sedang mempertimbangkan mengunci pintunya untuk mencegah pengunjung yang tidak diinginkan, tetapi hal itu akan merepotkan karena itu berarti mengucilkan orang-orang yang terlambat beberapa menit untuk sholat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement