REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para legenda bulu tangkis Indonesia mengapresiasi hasil yang dicapai ganda putra tanah air, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri pada ajang All England 2022. Bagas/Fikri menjadi juara di turnamen berusia 123 tahun itu.
Dimulai dari Candra Wijaya. Sosok kelahiran Cirebon ini melihat pasangan yang disapa Bakri memasuki usia emas. Bagas berumur 23 tahun. Fikri setahun lebih muda dari rekannya.
Artinya, menurut Candra sudah sepantasnya mereka memanfaatkan kesempatan meraih hasil terbaik di level tertinggi. "Kita harapkan bukan event kali ini saja. Konsistensi ke depan sangat diperlukan," kata peraih emas Olimpiade Sydney 2000 ini kepada Republika, Senin (21/3/2022).
Saat masih menjalani karir, Candra bergelimang prestasi. Ia pernah dua kali menjuarai All England di nomor ganda putra. Tepatnya pada 1999 dan 2003.
Ia mengetahui betapa sulitnya meraih gelar di turnamen tersebut. Oleh karenanya, Bagas/Fikri telah menunjukkan kemajuan pesat. Pasangan tersebut mengalahkan juara dunia asal Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di perempat final.
Kemudian saat berada di fase semifinal, Bakri menumbangkan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Marcus/Kevin alias Minions merupakan ganda putra nomor satu dunia. Pada laga puncak, giliran Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (the Daddies) mereka taklukkan. The Daddies berstatus unggulan kedua di turnamen ini.
"Dengan mengalahkan pemain senior, artinya regenerasi di ganda putra sangat bagus," ujar Candra.
Legenda bulu tangkis Indonesia lainnya, Christian Hadinata turut bersuara. Christian juga memiliki pemikiran serupa Candra. Pembinaan di sektor ganda putra berjalan baik.
"Ini yang belum terlihat di empat sektor lainnya. Begitu para senior pensiun, yuniornya belum mendekati (level senior)," ujar tokoh berusia 72 tahun ini.
Pertama kalinya Bagas/Fikri menjuarai turnamen di level super 1000. Menurut Christian, tantangan ke depan akan semakin berat. Pasalnya sang pemenang dalam posisi mempertahankan trofi.
Tentunya ada niatan dari setiap lawan untuk melakukan pembalasan. Ini konteksnya, lawan-lawan yang Bakri kalahkan di All England 2022. "Sekarang kita menunggu konsistensi mereka, dan bagaimana upaya mereka untuk mengatasi tekanan yang besar," kata Christian.