Selasa 22 Mar 2022 06:17 WIB

Wakil Wali Kota Bogor tak Kapok Gowes Setelah Pulih dari Cedera

Perawatan tangannya akan berlangsung lebih kurang setahun untuk bisa mengangkat pen.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim masih harus menjalani perawatan tangan kanannya akibat terpeselet saat gowes.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim masih harus menjalani perawatan tangan kanannya akibat terpeselet saat gowes.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengaku, tidak kapok bersepeda atau 'gowes' setelah nanti pulih dari cedera pergelangan tangan kanan. Dia mengalami kecelakaan gowes saat menjajal jalur dari Kelurahan Pamoyana, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor menuju Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor pada Ahad (13/3).

Menurut Dedie, Senin merupakan hari pertamanya kembali menjalankan aktivitas di kantornya sejak pulang dari perawatan rumah sakit pada Selasa (15/3). Kata dia, tidak ada alasan untuk kapok berolahraga gowes. 

"Kayanya tidak mungkin kapok ya gowes, nanti saya cari sepeda yang lebih aman," ujarnya.

Dedie tampak datang pada pagi hari di Balai Kota Bogor dibalut perban di lengan kanannya dari pergelangan hampir ke siku. Turun dari mobil dinasnya, dia kaget melihat sejumlah wartawan sudah menunggunya untuk wawancara beberapa isu. Dedie tersenyum dan menunjukkan lengannya yang cedera sambil memegang kaca mata. 

Wakil Wali Kota Bogor terpeleset saat bersepeda di jalur yang masih tanah dan licin di antara Pamoyanan dan Cijeruk itu. Akibatnya, ada sedikit patah tulang atau fracture di pergelangan tangannya sehingga membutuhkan perawatan di RSUD Kota Bogor selama tiga hari.

Ia mengalami operasi dan menyatakan ingin segera berkantor sehari setelah dioperasi, tepatnya pada Rabu (16/3). Namun, ternyata Dedie mengaku tak langsung berkantor Balai Kota, tapi tetap menghadiri kegiatan-kegiatan yang diundang dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Ini hari pertama ya, setelah kemarin sempat ke Bandung dan kegiatan lain," katanya.

Dedie menjelaskan, perawatan tangannya akan berlangsung lebih kurang setahun untuk bisa mengangkat pen. Namun, dalam tiga bulan ke depan ia diperkirakan dokter telah bisa bersepeda kembali. "Tiga bulan sudah bisa, kalau pen sekitar satu tahun," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement