Cek hipertensi
Hipertensi dan diabetes merupakan penyebab terbanyak penyakit ginjal kronis. Jika tekanan darah tinggi tidak terkontrol, maka pembuluh darah dalam jangka panjang benar-benar kehilangan fungsinya.
Sementara itu, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah-pembuluh darah yang halus pada ginjal. Inilah yang kemudian bisa memicu jaringan parut di ginjal.
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia telah mengeluarkan konsensus penatalaksanaan hipertensi tahun 2021 sebagai revisi dari konsensus tahun 2019. Konsensus 2021 tetap menekankan perlunya pemeriksaan tekanan darah di luar klinik dan mememperbarui rekomendasi pemeriksaan tekanan di luar klinik.
Awalnya, pemeriksaan di luar klinik ini direkomendasikan bagi semua pasien dengan hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih) yang terdeteksi di klinik. Dengan adanya konsesus baru ini, maka pemeriksaan di luar klinik juga direkomandasikan bagi mereka dengan hipertensi derajat 1 (tekanan darah sistolik 140–159 mmHg/tekanan darah diastolik 90–99 mmHg).
Pemeriksaan dengan ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) mulai banyak digunakan di Indonesia, dan dapat menggambarkan dinamika pola tekanan darah pagi dan malam hari. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia akan menerbitkan konsensus tata laksana hipertensi, untuk meningkatkan pengetahuan dan pelayanan hipertensi di Indonesia.