Selasa 22 Mar 2022 13:15 WIB

Jokowi Ingatkan Ekonomi Dunia Belum Pulih

Pandemi yang diiringi perang membuat banyak negara pusing, termasuk Indonesia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo. Jokowi menyampaikan, perekonomian global belum pulih.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo. Jokowi menyampaikan, perekonomian global belum pulih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan perekonomian dunia saat ini masih belum pulih total setelah terdampak pandemi Covid-19. Kondisi ini diperparah dengan munculnya kelangkaan energi, kelangkaan pangan, kelangkaan kontainer, dan juga inflasi yang tinggi di banyak negara di dunia.

Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan keynote speech sebuah acara yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga

"Pada 2022 ini, kita menghadapi banyak tantangan dan ketidakpastian global yang semakin meningkat, semakin tinggi. Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dua tahun pada 2022 ini ternyata juga belum selesai. Perekonomian dunia masih belum pulih total," kata Jokowi.

Ia melanjutkan, pada saat dunia mulai bangkit memulihkan kondisi perekonomiannya, justru terjadi perang pada Februari lalu yang membuat pusing banyak negara. Sebab, perang akan memperdalam krisis perekonomian dunia dan meningkatkan ketegangan politik dunia.

"Harga minyak naik, gas naik, bahan baku pupuk naik, dan harga gandum juga naik, inflasi tentu saja juga semakin meningkat," ujar Jokowi.

Berbagai permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Jokowi pun menekankan, perlunya sikap kehati-hatian dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Selain itu, juga dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha.

"Dibutuhkan kebijakan yang, yang cepat dan tepat serta implementasi yang efektif. Yang jelas, masyarakat tidak boleh menjadi korban dari ketidakpastian global ini," kata dia.

Ia juga mendorong untuk semakin meningkatkan investasi yang menciptakan lapangan kerja serta mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement