REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Singapura berencana membuka kedutaan di Tel Aviv setelah lebih dari setengah abad kedua negara membentuk ikatan diplomatik. Rencana ini disampaikan Perdana Menteri Singapura Vivian Balakrishnan kepada Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dalam pertemuannya di Yerusalem, Senin (21/3/2022) waktu setempat.
"Saya menyambut keputusan pemerintah Singapura untuk membuka kedutaan di Israel untuk pertama kalinya sejak pembentukan hubungan," kata Lapid dalam sebuah pernyataan seperti dikutip laman Time of Israel, Selasa (22/3/2022). "Ini mewakili bukti lain untuk hubungan baik dan unik antara negara-negara," imbuhnya.
Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan kedutaan baru akan berfungsi sebagai titik fokus dan mendukung perusahaan Singapura yang ingin memperluas kolaborasi mereka dengan potensi mitra Israel. Namun waktu yang tepat untuk pembukaan resmi kedutaan belum diumumkan.
Kedua negara memiliki hubungan diplomatik sejak 1969. Sejak itu Singapura dan Israel telah mengembangkan ketahanan dan hubungan bisnis yang tertutup. Israel sudah mengoperasikan kedutaan di Singapura.
Balakrishnan berada di Israel sebagai bagian dari tur Mideast yang telah mencakup perhentian di Tepi Barat dan Bahrain. Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan Balakrishnan mengatakan kepada Lapid bahwa kedua negara harus memperdalam kolaborasi di daerah-daerah yang muncul seperti Teknologi AGRI-FOOD, teknologi kesehatan, AI dan digitalisasi karena dunia kini hidup di masa pandemi Covid-19.
Balakrishnan juga menggunakan kesempatan untuk menegaskan kembali dukungan Singapura untuk kenegaraan Palestina. "Singapura berharap bahwa kedua sisi Israel dan Palestina akan menemukan cara untuk terlibat dalam negosiasi langsung berdasarkan solusi dua negara," katanya.
Balakrishnan dijadwalkan untuk mengunjungi platform investasi teknologi City Crowd dan bertemu dengan para pemimpin teknologi Israel lainnya Senin malam. Kunjungan kenegaraan datang lebih dari sebulan sejak Kepala Staf Israel Defense Forces (IDF) Aviv Kohavi mengunjungi Singapura untuk menghadiri pameran senjata terkenal negara itu dan bertemu pejabat pertahanan di negara Asia.
Pada Oktober 2021, Menteri Pertahanan Benny Gantz mengunjungi Singapura. Perjalanan Gantz dilarang untuk publikasi oleh sensor militer meskipun larangan ini kemudian dilanggar oleh media Israel. Sementara Kohavi diumumkan secara publik oleh IDF.
Israel dan Singapura telah lama menikmati hubungan militer yang dekat. IDF membantu Singapura menciptakan angkatan bersenjata setelah negara itu menjadi mandiri pada pertengahan 1960-an. Singapura adalah tujuan ekspor terbesar kedua Israel di Asia setelah India. Yang diyakini memasukkan senjata.