REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Pemerintah Sri Lanka perintahkan militer mendirikan pos di ratusan pom bensin untuk membantu membagikan bahan bakar yang harganya tiba-tiba naik. Kelangkaan bensin memaksa puluhan ribu orang mengantre berjam-jam.
Sri Lanka mengalami krisis pertukaran mata uang asing yang membuat nilai mata uang menurun. Sehingga mereka kesulitan membeli produk-produk impor penting seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar. Pemerintah pun mengajukan pinjaman ke Dana Moneter Internasional (IMF).
Pemerintah mengatakan langkah menempatkan pasukan dekat pom bensin dan stasiun pembagian minyak tanah diambil setelah tiga orang lanjut usia meninggal dunia saat sedang mengantre. "Setidaknya dua personel tentara akan ditempatkan di setiap pom bensin," kata juru bicara militer Nilantha Premaratne, Selasa (22/3/2022).
Ia menambahkan para tentara akan membantu mengatur pembagian bahan bakar. Tapi tidak terlibat dalam mengendalikan massa. Juru bicara pemerintah Ramesh Pathirana mengatakan langkah ini merupakan respons atas keluhan penimbunan dan distribusi yang tidak efektif.
"Militer ditugaskan untuk membantu masyarakat, bukan membatasi hak asasi mereka," katanya.
Ketegangan yang dipicu kelangkaan bahan bakar memicu kekerasan sporadis. Kerap terjadi perselisihan di masyarakat saat membeli bahan bakar atau bahan pokok lainnya.
Polisi mengatakan Senin (21/3/2022) kemarin seorang pria ditusuk hingga tewas saat berdebat dengan supir kendaraan tiga roda. Sementara pekan lalu tiga orang pria lanjut usia meninggal dunia saat mengantri di bawah terik matahari.