REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua panitia penyelenggara Olimpiade Paris 2024 berharap dapat menjual 10 juta tiket dengan tambahan 3,4 juta tiket tersedia untuk Paralimpiade. London 2012 terjual di bawah sembilan juta tiket tepatnya sekitar 8,2 juta, sementara Atlanta 1996 terjual sekitar 8,3 juta dari 11 juta yang tersedia.
"Kami akan menyediakan 13,4 juta tiket untuk dijual. Sepuluh juta untuk Olimpiade dan 3,4 juta untuk Paralimpiade. Ini adalah jumlah tiket yang unik," kata ketua Paris 2024 Tony Estanguet dikutip dari Reuters, Selasa (22/3/2022).
"Ini ambisius. Kami percaya bahwa Paris 2024 Games akan menjadi unik."
"Program tiket mewakili sepertiga dari pendapatan kami. Jadi sangat penting bagi kami untuk memaksimalkan program ini."
Estanguet mengatakan tiket termurah untuk Olimpiade akan dijual dengan harga 24 euro atau sekitar Rp 378 ribu dan 15 euro atau sekitar Rp 236 ribu untuk Paralimpiade. "Kami ingin memiliki program tiket yang dimulai dengan tiket seharga 24 euro untuk semua olahraga. Ada lebih dari satu juta tiket dengan harga ini," kata Estanguet.
"Ini adalah komitmen yang sangat kuat. Untuk memberikan akses ke semua olahraga Olimpiade. Setengah dari tiket akan di bawah 50 euro," lanjutnya.
Fase pendaftaran pada platform tunggal dan unik yang disediakan oleh CTS Eventim, France Billet dan Orange Business Services akan dimulai pada akhir tahun, kata Estanguet.
Dia mengatakan tidak akan ada platform atau penyedia resmi lainnya untuk tiket. Platform tersebut akan memberi penggemar opsi aman untuk menjual kembali tiket mereka.
Estanguet menambahkan bahwa nantinya akan dilakukan pengundian untuk mengantisipasi akan ada lebih banyak orang yang ingin membeli tiket dari jumlah yang sudah disediakan. "Pengundian awal berarti bahwa orang tidak harus melalui seluruh proses, mencoba membeli tiket terlebih dahulu dan berakhir dengan tangan kosong," ujar Estanguet.
"Pada Februari 2023, kami akan meluncurkan penjualan tiket (sebenarnya)," katanya.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, ada pertanyaan tentang apakah pendaftaran untuk pembelian tiket akan dibatasi untuk warga negara Rusia atau Belarusia. "Kami akan membahasnya dalam beberapa bulan mendatang, tetapi kami masih punya waktu untuk memutuskan," kata Estanguet.