Penjelasan Sultan Soal Kematian Covid-19 yang Masih Tinggi di DIY
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Penjelasan Sultan Soal Kematian Covid-19 yang Masih Tinggi di DIY (ilustrasi). | Foto: www.freepik.com
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Tingkat kematian Covid-19 di DIY masih tercatat cukup tinggi. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, kematian Covid-19 di DIY dikarenakan adanya penyakit penyerta atau komorbid.
"Kalau tingkat kematian (tinggi) karena dia punya penyakit lain (komorbid) ya kan," kata Sultan usai Rakor TPID dan TP2DD di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Selasa (22/3).
Hal yang juga membuat masih tingginya tingkat kematian di DIY juga dikarenakan penderita komorbid tidak mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Pasalnya, pasien Covid-19 dengan komorbid tersebut hanya menjalani isolasi mandiri (isoman).
"Sekarang tergantung kondisi dari rumah, mereka bisa diisolasi mandiri, tapi mestinya kalau punya penyakit bawaan mestinya jangan diisolasi mandiri, langsung di isoter (isolasi terpadu)," ujar Sultan.
Pasien Covid-19 yang disertai dengan komorbid ini, katanya, harus mendapatkan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Dengan begitu, penanganan pun tidak terlambat.
"Sehingga (penanganan) tidak terlambat, kalau tidak punya (komorbid) apa-apa, tiga atau lima hari juga sudah sembuh," jelasnya.
Ia pun meminta masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati. Meskipun saat ini penambahan kasus Covid-19 di DIY terus menunjukkan penurunan tiap harinya.
Pada 22 Maret 2022 ini, Satgas Penanganan Covid-19 DIY melaporkan kematian Covid-19 sebanyak 11 kasus. 11 kasus meninggal dunia ini terdiri dari enam warga Kabupaten Sleman, dua warga Kabupaten Gunungkidul, dua warga Kabupaten Kulon Progo dan satu warga Kota Yogyakarta.
"Di Kabupaten Bantul dilaporkan nihil tambahan kasus meninggal dunia," kata Kepala Bagian Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji.
Secara kumulatif, total kematian di DIY sudah mencapai 5.727 kasus. Sedangkan, persentase kematian saat ini tercatat di angka 2,63 persen.
Selain itu, juga dilaporkan penambahan kasus positif baru sebanyak 332 kasus. Dengan begitu, total kasus positif di DIY sudah mencapai 217.880 kasus.
"Kasus aktif saat ini tercatat 25.846 kasus dan positive rate ada di angka 6,24 persen," ujar Ditya.
Sedangkan, kesembuhan juga bertambah signifikan yakni 1.402 kasus. Total kesembuhan Covid-19 di DIY pun meningkat menjadi 186.307 kasus dengan persentase 85,51 persen.
Sebelumnya, Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji juga mengatakan bahwa kematian Covid-19 di DIY rata-rata akibat terlambat mendapatkan perawatan di fasyankes. "Dari catatan yang kami terima (kematian Covid-19) karena terlambat masuk rumah sakit," kata Aji.
Aji menyebut, masih banyak masyarakat yang terpapar Covid-19 hanya melakukan isolasi mandiri. Padahal, beberapa diantaranya memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
"Ada beberapa orang yang tidak memahami bahwa mereka memiliki komorbid, sehingga terlambat masuk ke rumah sakit," ujar Aji.
Sehingga, pasien dengan komorbid tersebut tidak mendapatkan perawatan intensif karena tidak dibawa ke rumah sakit. Hal tersebut yang menyebabkan masih tingginya kematian di DIY.
"Berdasarkan catatan kami, sebagian besar yang meninggal itu rata-rata karena komorbid hipertensi. Sementara, kalau dari sisi usia yang terbesar itu di atas lima puluh tahun," jelas Aji.
Meskipun begitu, Aji menyebut, tidak ada kematian Covid-19 pada usia anak-anak karena usia yang masih muda. Aji menuturkan, pihaknya pun akan terus melakukan sosialisasi khususnya kepada penderita komorbid.