REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) drg. Usman Sumantri, M.Sc menilai bahwa keterbatasan akses layanan kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu kendala bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan. Akibatnya, masyarakat mereka baru berkonsultasi ke dokter gigi setelah penyakitnya dalam kondisi parah.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat, sebanyak 57,6 persen penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut. Namun, hanya sekitar 10,2 persen yang mengakses pelayanan kesehatan gigi.
Saat ini, Usman menyebutkan, dokter gigi aktif dalam PDGI berjumlah sekitar 28.630 orang atau dengan rasio satu dokter melayani sekitar 9.600 penduduk. Menurutnya, jumlah tersebut hampir memadai tetapi masih menyisakan selisih yang dianjurkan WHO dengan rasio 1:7.500.
"Sebenarnya ini tidak begitu masalah sepanjang rasio yang masih baik ini terdistribusi dengan baik. Persoalan kita ini kan dokter gigi masih terpusat di kota besar. Jadi bagaimana masyarakat mau mengakses, kalau pengetahuan dan keluhan sudah tetapi dia tidak bisa mengakses ke dokter gigi," kata Usman dalam konferensi pers virtual, Selasa (22/3/2022).
Dalam satu kabupaten di wilayah tertentu, kata Usman, kehadiran dokter gigi masih sedikit, apalagi jika berfokus pada tingkat kecamatan. Sarana dan prasarana penunjang untuk tenaga kesehatan masih belum memadai seperti yang diharapkan.
Usman mengatakan, teledentistry atau konsultasi dengan dokter gigi melalui media telekomunikasi dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan akses masyarakat ke dokter gigi. Sebab itu, PDGI bekerja sama dengan Unilever Indonesia (Pepsodent) dan FDI World Dental Federation akan menyediakan layanan teledentistry gratis.
Melalui kerja sama ini, ribuan dokter gigi dari 100 PDGI cabang akan berpartisipasi dalam layanan teledentistry. Selain teledentistry, secara khusus 23 PDGI cabang juga akan memberikan edukasi dan juga tindakan perawatan kepada masyarakat.
"Teledentistry ini rasanya sangat bermanfaat menurut saya karena (mengingat) masalah pandemi, masalah akses, dan ini gratis," ujar Usman.