REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mencatat penerbitan sukuk ritel pertama tahun 2022 dengan seri SR016 mencapai Rp 18,4 triliun selama masa penawaran dari tanggal 25 Februari sampai 17 Maret 2022. Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa (22/3/2022), tercatat SR016 berhasil menarik sebanyak 44.579 investor dari seluruh provinsi di Indonesia.
Rata-rata pemesanan SR016 adalah senilai Rp 412,96 juta, yang juga merupakan terendah sepanjang penerbitan SBN ritel yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder (tradable) dengan platform e-SBN, sebagai dampak dari penurunan maksimum pemesanan menjadi Rp2 miliar per investor. Generasi Y atau milenial yang membeli SR016 tercatat sebanyak 18.416 orang atau 41,31 persen dari total investor, merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBSN ritel tradable dengan platform e-SBN dengan total pembelian Rp3,57 triliun atau 19,41 persen dari total penjualan.
Sementara itu, generasi Z yang membeli SR016 tercatat sebanyak 586 investor atau 1,31 persen dari total investor, yang merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBSN ritel tradable dengan platform e-SBN dengan total pembelian Rp 149,52 miliar atau 0,81 persen dari total penjualan.
DJPPR Kemenkeu turut mencatat jumlah investor yang membeli SR016 dengan nominal Rp 1 juta sebanyak 3.008 investor atau 6,75 persen dari total investor, sehingga proporsinya terhadap total investor merupakan yang paling besar sepanjang penerbitan SBN ritel dengan platform e-SBN.
Dari sisi profesi, investor wiraswasta mencatat nominal pembelian terbesar yaitu Rp 7,13 triliun atau 38,73 persen dari total penjualan, sedangkan pegawai swasta merupakan jumlah investor terbanyak yaitu 14.344 investor atau 32,18 persen dari total investor. Namun, dominasi investor wiraswasta dari sisi nominal pemesanan dan pegawai swasta dari sisi jumlah investor mengalami penurunan dibandingkan seri sebelumnya.
Adapun partisipasi investor ASN/TNI/Polri pada SR016 adalah sebesar Rp 927,94 miliar atau 5,04 persen dari total penjualan dengan jumlah investor sebanyak 2.990 atau 6,71 persen dari total investor, di mana partisipasi ini meningkat dibandingkan seri SR014 dan SR015.
Nominal penjualan terbesar terjadi di provinsi DKI Jakarta, yaitu Rp 6,81 triliun atau 36,99 persen dari total penjualan yang berasal dari 13.876 investor atau 31,13 persen total investor, sehingga dominasinya relatif sama dengan berbagai seri SBSN ritel sebelumnya.
Tercatat pula porsi penjualan SR016 di Wilayah Indonesia Timur adalah sebesar 1,06 persen dari total volume penjualan, dengan porsi investor sebanyak 0,93 persen dari total investor, sehingga menjadi yang paling tinggi sepanjang penerbitan SBSN ritel dengan platform e-SBN.
Di sisi lain, penjualan SR016 di Wilayah Indonesia Tengah mengalami sedikit penurunan dibandingkan seri sebelumnya.Dalam penerbitan SR016, jumlah investor baru tercatat sebanyak 20.293 investor atau 45,52 persen dari total investor, dengan nominal pembelian sebesar Rp6,19 triliun atau 33,63 persen dari total penjualan.
Dengan demikian, DJPPR menilai hasil penerbitan SR016 ini menunjukkan besarnya minat investor pada SR016 di tengah kondisi pasar keuangan yang relatif masih belum stabil dan adanya tren kenaikan imbal hasil di pasar SBN domestik.