Selasa 22 Mar 2022 20:20 WIB

BNPT: Tetap Siaga Agar Sel Terorisme tak Berkembang

Boy Rafli menegaskan ancaman paham radikal dan teroris itu nyata.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar.
Foto: Istimewa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASI -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menggelorakan kesiapsiagaan nasional untuk menangkal paham radikal bagi seluruh elemen masyarakat di Kalimantan Selatan. Menurutnya, sel-sel paham radikal tidak boleh berkembang.

"Kesiapsiagaan dan kewaspadaan ini harus terus dijaga agar paham radikal dan sel-sel terorisme tidak berkembang apalagi sampai melakukan aksi dan jatuhnya korban," kata dia di Banjarmasin, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga

Menurut Boy Rafli, merawat kesiapsiagaan penting demi tumbuhnya kesadaran semua pihak bahwa ancaman paham radikal dan terorisme itu nyata. Apalagi berbagai peristiwa yang terjadi hingga tindakan hukum oleh Polri terhadap para pelaku yang terafiliasi organisasi terorisme mengindikasikan bahwa mereka benar-benar ada.

Boy Rafli menyebut kejadian beberapa waktu belakangan ini di Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa sel-sel radikalisme tak dipungkiri ada di provinsi ini. Satu kasus paling menyita perhatian publik ketika aksi penyerangan di Mapolsek Daha Selatan, Polres Hulu Sungai Selatan, pada Juni 2020 hingga menewaskan satu anggota Polri, katanya.

Pelakunya, papar dia, terindikasi terpengaruh paham radikal melalui internet. Bahkan tak menutup kemungkinan terafiliasi dan dikendalikan organisasi radikal yang bersifat transnasional."Jaringan terorisme di luar negeri berupaya menggunakan anak negeri mencari pendukung dan menjalankan aksinya di sini, itulah yang harus kita waspadai dan tangkal bersama," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement