REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menginginkan model bisnis korporasi petani bisa dikembangkan pesantren-pesantren di Indonesia. Wapres mengacu digitalisasi pertanian di Pondok Pesantren Al Ittifaq yang berhasil mengembangkan ekonomi pesantren dan masyarakat di sekitar pesantren, khususnya memberdayakan 270 petani dari 9 kelompok tani di 3 kabupaten.
"Melihat jejak keberhasilan Pondok Pesantren Al Ittifaq, saya menyakini Pesantren Al Ittifaq akan semakin maju dan modern, serta menjadi model bagi pesantren Indonesia," kata Wapres saat meluncurkan Digitalisasi Pertanian di Pesantren Al Ittifaq, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Selasa (22/3/2022).
Wapres pun berharap jejaring antar pesantren perlu terus diperkuat, hingga ke pelosok agar semakin banyak korporasi pesantren yang semakin dikembangkan. Sebab, korporasi ini merupakan satu model modernisasi pertanian dan menjadikan pondok pesantren jadi basisnya.
"Dengan teknologi yang tinggi, kualitas produknya yang baik, dan punya pasar terbuka di pasar-pasar modern. Ini pemodelan ini dijadikan sebagai pilot project, yang akan dikembangkan di seluruh pesantren-pesantren di Indonesia," kata Wapres.
Ia menjelaskan, selain di Pesantren Al Ittifaq, beberapa pesantren yang sudah menerapkan korporasi pertanian ada di daerah lain seperti Sumatra, Jawa Tengah, Jawa Timur. Ia mengatakan, Al Ittifaq ini nantinya bisa menjadi tempat pelatihan bagi pesantren yang akan mengembangkan digitalisasi pertanian.
Sebab, digitalisasi pertanian di Al Ittifaq ini melibatkan beberapa lembaga seperti Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir koperasi usaha mikro kecil dan menengah, Bank Indonesia dan Bank Syariah Indonesia dan juga Baznas.
"Tempat ini, Pesantren Al Ittifaq ini, menjadi tempat pelatihan jadi akan dijadikan permodelan ini tempat traning dari berbagai pesantren kita dorong sebagai digitalisasi pertanian," kata Wapres.