REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Anggota DPR RI Anwar Hafid mendukung rencana penyederhanaan surat suara Pemilu tahun 2024 yang akan dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Surat suara perlu disederhanakan, mengingat rumitnya surat suara seperti Pemilu 2019 lalu," kata Anwar dihubungi di Jakarta, Selasa (22/3/2022).
Namun dia mengingatkan agar penyederhanaan itu perlu disosialisasikan kepada sejumlah pihak, khususnya masyarakat sehingga nantinya tidak memengaruhi partisipasi pemilih saat Pemilu digelar. Pertimbangan lain kata dia, agar penyederhanaan itu harus memperhatikan format suara untuk memudahkan masyarakat dalam menentukan pilihan politik.
Anwar menjelaskan berdasarkan diskusi dengan KPU, karena masyarakat merasa rumit menggunakan lima surat suara yang cukup besar saat berada di bilik suara. "Masyarakat Indonesia saat ini suka yang sederhana," ujar politikus Demokrat itu.
Dia mengatakan jika surat suara Pemilu 2024 masih sama dengan Pemilu sebelumnya, maka kemungkinan masyarakat untuk enggan menyalurkan hak politiknya. Sebelumnya, Anggota KPU RI Evi Novida Ginting Manik mengatakan penyederhanaan desain surat suara dan formulir yang dilakukan oleh pihaknya bertujuan untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang murah, mudah, dan cepat.
"Penyederhanaan diharap dapat mewujudkan pemilu yang murah, mudah, dan cepat, serta agar transparansi dan akuntabilitasnya terjaga," jelas Evi.
Ia mengemukakan hal tersebut saat memberikan sambutan dalam kegiatan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara dengan Desain Surat Suara dan Formulir yang Disederhanakan untuk Pemilu Tahun 2024 di Halaman Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa. Lebih lanjut, Evi menjelaskan penyederhanaan desain surat suara dan formulir dapat mewujudkan Pemilu 2024 yang murah karena menghemat penggunaan kertas sehingga anggaran pemilu dari sisi logistik pun dapat dihemat.