Rabu 23 Mar 2022 07:03 WIB

Presiden Meksiko Protes AS Lebih Pentingkan Ukraina

Investasi untuk Meskiko sudah 4 tahun tak kunjung disetujui.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak-anak migran tidur di kasur di lantai tempat penampungan migran AMAR di Nuevo Laredo, Meksiko, pada 17 Juli 2019. Presiden Meksiko menilai Joe Biden melupakan kondisi investasi di Amerika Tengah karena birokrasi, namun begitu cepat merespons Ukraina..
Foto: AP/Marco Ugarte
Anak-anak migran tidur di kasur di lantai tempat penampungan migran AMAR di Nuevo Laredo, Meksiko, pada 17 Juli 2019. Presiden Meksiko menilai Joe Biden melupakan kondisi investasi di Amerika Tengah karena birokrasi, namun begitu cepat merespons Ukraina..

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengkritik Amerika Serikat (AS) bersikap tidak adil pada Selasa (22/3/2022). Dia melayangkan protes karena tindakan cepat bisa diambil Presiden AS Joe Biden untuk menyetujui bantuan ke Ukraina, hanya saja melupakan kondisi investasi di Amerika Tengah telah terhenti karena birokrasi.

"(Amerika Serikat) baru saja mengesahkan sumber daya, dan itu baik-baik saja karena merupakan kebijakannya untuk melindungi Ukraina tetapi itu disetujui oleh Kongres AS, saya pikir dalam dua hari. Sementara dukungan untuk saudara-saudara Amerika Tengah sudah selama empat tahun dan tidak disetujui," kata Lopez Obrador dalam konferensi pers.

Baca Juga

AS telah mendedikasikan miliaran dolar dalam bantuan, termasuk senjata, ke Ukraina. Dukungan besar tersebut untuk menahan serangan Rusia dalam menjalankan tindakan yang disebut operasi militer khusus.

Lopez Obrador telah lama menekan AS agar berinvestasi lebih banyak di Amerika Tengah untuk membantu mengatasi penyebab migrasi. Biden telah menjanjikan setidaknya 4 miliar dolar AS untuk mempromosikan pembangunan di Amerika Tengah dan Meksiko selatan.

"Hubungannya sangat baik, tetapi ada juga banyak birokrasi di sana," kata Lopez Obrador, merujuk pada Washington. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement