Rabu 23 Mar 2022 09:31 WIB

Hyundai-BAIC Suntik Rp 14 Triliun ke Usaha Patungan di China

Dana investasi Hyundai untuk meningkatkan kemampuan manufaktur mobil listrik di China

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mobil listrik Ioniq 5 milik Hyundai. Hyundai Motor Co. dan BAIC Motor akan menyuntikkan lebih dari 1 triliun won ke dalam usaha patungan mereka di China untuk meningkatkan daya saing pembuatan mobil listrik di tengah penjualan yang lesu. Berdasarkan laporan petinggi Hyundai, mereka akan meningkatkan modal saham Beijing Hyundai Motor sekitar 1,2 triliun won (Rp 14,1 triliun), dengan masing-masing memikul setengah dari investasi yang direncanakan ke dalam usaha patungan 50-50.
Foto: ANTARA/Biro Pers, Media dan Informasi
Mobil listrik Ioniq 5 milik Hyundai. Hyundai Motor Co. dan BAIC Motor akan menyuntikkan lebih dari 1 triliun won ke dalam usaha patungan mereka di China untuk meningkatkan daya saing pembuatan mobil listrik di tengah penjualan yang lesu. Berdasarkan laporan petinggi Hyundai, mereka akan meningkatkan modal saham Beijing Hyundai Motor sekitar 1,2 triliun won (Rp 14,1 triliun), dengan masing-masing memikul setengah dari investasi yang direncanakan ke dalam usaha patungan 50-50.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hyundai Motor Co. dan BAIC Motor akan menyuntikkan lebih dari 1 triliun won ke dalam usaha patungan mereka di China untuk meningkatkan daya saing pembuatan mobil listrik di tengah penjualan yang lesu. Berdasarkan laporan petinggi Hyundai, mereka akan meningkatkan modal saham Beijing Hyundai Motor sekitar 1,2 triliun won (Rp 14,1 triliun), dengan masing-masing memikul setengah dari investasi yang direncanakan ke dalam usaha patungan 50-50.

Setengah dari investasi, dikutip dari Yonhap, Rabu (23/3/2022) yang direncanakan akan selesai pada akhir Juni, dengan sisanya disuntikkan pada akhir Desember. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas kapasitas pembiayaan dan juga daya saing kemampuan manufaktur mobil listrik, kata para pejabat.

Keputusan itu diambil saat Hyundai Beijing, yang diluncurkan pada 2002, sedang berjuang mengatasi kerugian yang membengkak akibat penurunan penjualan di China. Beijing Hyundai melaporkan kerugian masing-masing sekitar 1,2 triliun won dan 950 miliar won pada 2020 dan 2021. 

Penjualan mobilnya di China mengalami penurunan tajam sejak mencapai puncaknya sebanyak 1,14 juta unit pada 2016. Tahun lalu, terjual 385.000 mobil di China. Hyundai Motor mengoperasikan empat pabrik di China, dengan kapasitas produksi tahunan gabungan mencapai 1,35 juta unit.