Rabu 23 Mar 2022 10:29 WIB

Saham Bank dan Teknologi Jadi Incaran Asing, IHSG Berpotensi Menguat

Analis menilai IHSG berpotensi menguat dengan saham KINO, ABMM, DSNG dan AMFG

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (23/3). Setelah ditutup menguat di level 7.000,82 pada perdagangan kemarin, IHSG kembali melanjutkan kenaikan pada pagi ini ke posisi 7.010,83.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (23/3). Setelah ditutup menguat di level 7.000,82 pada perdagangan kemarin, IHSG kembali melanjutkan kenaikan pada pagi ini ke posisi 7.010,83.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (23/3). Setelah ditutup menguat di level 7.000,82 pada perdagangan kemarin, IHSG kembali melanjutkan kenaikan pada pagi ini ke posisi 7.010,83.

Investor asing membukukan pembelian bersih dengan memburu saham-saham blue chip terutama sektor perbankan seperti BBRI, BMRI, BBCA dan BBNI. Selain itu, investor asing juga mengoleksi saham infrastruktur teknologi seperti TLKM, EMTK dan MTEL.

Baca Juga

Sejalan dengan IHSG, indeks saham di Asia juga dibuka naik mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang mencatatkan kenaikan kelima dalam enam hari terakhir. Investor memburu saham-saham di sektor teknologi yang harganya sudah terkoreksi cukup tajam.  

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik menjadi 2,37 persen. Sejak akhir tahun 2021, yield sudah bertambah 145 bps dan menjadi kenaikan kuartalan terbesar sejak 1984.  

Menurut Phillip Sekuritas Indonesia kenaikan yield ini didorong oleh ekspektasi investor akan semakin besarnya kemungkinan kenaikan suku bunga secara agresif menyusul komentar tegas (hawkish) dari ketua bank sentral AS Federal Reserve. 

Pasar saat ini menghitung 72,2 persen probabilitas Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan Federal Fund Rate (FFR) sebesar 50 bps dalam pertemuan kebijakan di bulan Mei yang akan datang.

Saham-saham yang cenderung meningkat...

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement