REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Rabu (23/3). Setelah ditutup menguat di level 7.000,82 pada perdagangan kemarin, IHSG kembali melanjutkan kenaikan pada pagi ini ke posisi 7.010,83.
Investor asing membukukan pembelian bersih dengan memburu saham-saham blue chip terutama sektor perbankan seperti BBRI, BMRI, BBCA dan BBNI. Selain itu, investor asing juga mengoleksi saham infrastruktur teknologi seperti TLKM, EMTK dan MTEL.
Sejalan dengan IHSG, indeks saham di Asia juga dibuka naik mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang mencatatkan kenaikan kelima dalam enam hari terakhir. Investor memburu saham-saham di sektor teknologi yang harganya sudah terkoreksi cukup tajam.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik menjadi 2,37 persen. Sejak akhir tahun 2021, yield sudah bertambah 145 bps dan menjadi kenaikan kuartalan terbesar sejak 1984.
Menurut Phillip Sekuritas Indonesia kenaikan yield ini didorong oleh ekspektasi investor akan semakin besarnya kemungkinan kenaikan suku bunga secara agresif menyusul komentar tegas (hawkish) dari ketua bank sentral AS Federal Reserve.
Pasar saat ini menghitung 72,2 persen probabilitas Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan Federal Fund Rate (FFR) sebesar 50 bps dalam pertemuan kebijakan di bulan Mei yang akan datang.
Saham-saham yang cenderung meningkat...