Rabu 23 Mar 2022 15:29 WIB

Israel Didesak Akhiri Penjarahan Sumber Daya Air Palestina 

Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: EPA-EFE/ FELIPE TRUEBA
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH --  Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada Selasa (22/3/2022) menyerukan kepada Israel untuk berhenti menjarah sumber daya air Palestina. Hal ini diungkapkan Abbas ketika berpidato dalam peringatan Hari Air Sedunia.

"Berapa lama dunia akan diam tentang nasib dan kehidupan orang-orang Palestina yang disandera oleh penjajah (Israel) melalui praktik rasisnya dan kendalinya atas sumber daya kami dan hak-hak kami yang sah?" ujar Abbas, dilansir Middle East Monitor, Rabu (23/3/2022).

Baca Juga

Abbas mengatakan, dunia harus menemukan solusi yang adil untuk masalah air yang dialami oleh rakyat Palestina. Menurut Abbas, pendudukan Israel mengontrol sumber air di bawah dan di atas tanah.

"Ketamakan pendudukan (Israel) di tanah dan air kami menjadi dasar dari semua perluasan pemukiman ilegal," kata Abbas.

Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret. Peringatan ini biasanya digunakan untuk mengadvokasi pengelolaan sumber daya air tawar yang berkelanjutan. 

Jalur Gaza menghadapi krisis air besar-besaran sebagai akibat menipisnya akuifer pesisir di wilayah itu. Kepala Unit Perencanaan Otoritas Kualitas Air dan Lingkungan, Mazen Al-Banna mengkonfirmasi kekurangan pasokan air bersih tersebut.

"Ada penurunan tingkat tinggi yang terus-menerus di permukaan air tanah di sebagian besar wilayah Jalur Gaza," kata Al-Banna.

Al-Banna mengatakan, satu-satunya akuifer pesisir Gaza memenuhi lebih dari 90 persen kebutuhan air bagi penduduk di wilayah itu. Dia memperingatkan bahwa level salinitas air sumur telah meningkat dua kali lipat melebihi standar internasional untuk air minum. Hal ini membuat 98 persen air dari sumur tidak layak untuk diminum.

Al-Banna menyalahkan intrusi air limbah di reservoir air bawah tanah Gaza karena infrastruktur yang buruk. Hal ini menyebabkan polusi air minum di Gaza.

"Israel harus bertanggung jawab penuh atas krisis air di Jalur Gaza dan penipisan air tanahnya," ujar Al-Banna.

Al-Banna menjelaskan bahwa, Israel mencegah aliran lateral alami air di sepanjang perbatasan timur melalui sumurnya. Termasuk mencegah aliran air permukaan selama musim hujan melalui berbagai lembah.

Al-Banna mengatakan, blokade Israel di Gaza sejak 2006 telah menghalangi impor bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek pembangunan sumur air, pengolahan limbah, dan  pengolahan air. Dia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menekan Israel agar segera mencabut pengepungan di wilayah Gaza.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement