Inovasi Mahasiswa UNY, Alat Deteksi Jarak Berbasis Raspberry Pi
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Alat deteksi jarak sedang operasional. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi Covid-19 yang sedang melanda telah memaksa warga dunia untuk siap dengan tatanan normal baru. WHO menerapkan beberapa protokol kesehatan yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi ini, salah satunya physical distancing.
Ini merupakan kondisi menjaga jarak antara satu dengan lainnya guna menghindari kontak fisik langsung. Sebab, metode penularan Covid-19 kebanyakan berasal dari tetesan yang ke luar ketika batuk, bersin, bahkan saat bernafas dan berbicara.
Maka itu, physical distancing sangat penting pengaruhnya untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Seseorang tidak diperkenankan untuk berdekatan serta harus menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain ketika berinteraksi.
Dari sana, sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang alat peringatan physical distancing berbasis Raspberry Pi. Ini jadi usaha preventif untuk menghindari penyebaran Covid-19 pada era normal baru.
Ada Irwan Ardiansyah, Hilal Fahrul Hamam, Burhan Dwi Ardiansyah, Dira Tri Puspita, dan Nancy Febriani Taek. Irwan mengatakan, alat ini dirancang untuk mendeteksi jarak antar orang dalam jangkauan deteksi lewat Raspberry Pi Camera.
"Pembacaan gambar dari kamera tersebut diproses di Raspberry Pi 3 Model B+ dengan mengukur jarak antar orang-orang yang dideteksi, bila jaraknya kurang dari satu meter, maka ke luar peringatan berupa suara," kata Irwan, Rabu (23/3/2022).
Alat ini dapat menghitung jumlah orang yang ada dari sebuah ruangan dan dalam jangkauan deteksi. Bila jumlah orang dalam ruangan itu melebihi kapasitas yang sudah ditentukan sebelumnya di alat, maka akan keluar peringatan berupa suara.
Irwan menerangkan, alat yang akan dipasang di fasilitas umum seperti lobi atau ruang kelas mendeteksi pelanggaran dua orang atau lebih dalam suatu ruangan. Dengan adanya alat ini, diharap meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat.
Pembuatan alat dimulai dari pencetakan desain kotak alat yang dilakukan jasa cetak cutting acrylic. Dapat dilakukan perakitan kotak alat menggunakan mur, serta baut ke setiap sudut kotak alat dan pemasangan komponen-komponen utama.
Bagian elektronik dilakukan pembuatan shield PCB untuk penghubung antar komponen elektronik. Seperti ke empat buah LED indicator sebagai indikasi dari fungsi alat, Touch Display, fan Raspberry Pi, dan kamera. Dilakukan pula instalasi kabel.
Penyusunan algoritma dilakukan bertahap untuk pendeteksian Camera Raspberry Pi. Program ditulis langsung ke Raspberry Pi 3 Model B+, memakai bahasa pemograman Python serta Library Open-Cv dan Numpy. Wajah terdeteksi diindikasi kotak biru.
"Program juga berhasil melakukan pendeteksian terhadap orang, yang terdeteksi akan diindikasikan dalam kotak berwarna hijau disertai keterangan Person," ujar Irwan.
Kamera mendeteksi orang dalam jangkauan, LED indikator dua akan hidup dan posisi orang terlihat di layar dan diindikasi dalam kotak hijau berketerangan Person. Bila tidak ada orang terdeteksi dalam jangkauan, maka LED indikator 2 akan mati.
Saat alat hidup, LED indikator satu akan hidup dan berkedip selama satu detik terus menerus. Sedangkan, posisi awal untuk LED indikator lain, LED indikator 2,3, dan 4 mati. Lalu, saat mendeteksi dua orang berjarak kurang satu meter.
Alat akan mendeteksi sebagai pelanggaran physical distancing dan mengeluarkan suara peringatan. LED indikator tiga akan hidup dan berkedip 0,5 detik terus dan di tampilan Touch Display dua orang tersebut diindikasikan dalam kotak merah.
"Suara peringatan dan LED indikator tiga akan mati apabila dua orang tersebut sudah menjaga jarak aman dan tampilan orang yang terdeteksi pada touch display kembali terindikasi dalam kotak hijau," kata Irwan.