Rabu 23 Mar 2022 17:23 WIB

PTPN III Perbaiki Sistem Operasional Budi Daya Kopi 

Riset dan pengembangan kopi harus terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Petani menunjukkan biji kopi (ilustrasi). Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berupaya melakukan pengembangan kopi nusantara.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Petani menunjukkan biji kopi (ilustrasi). Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berupaya melakukan pengembangan kopi nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berupaya melakukan pengembangan kopi nusantara. Perseroan memperbaiki sistem operasional budidaya kopi agar sesuai dengan cara berkebun yang memenuhi kaidah Good Agricultural Practices. 

Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara III Dwi Sutoro, sekaligus Ketua PMO Kopi Nusantara mengatakan, melalui program project management office (PMO) Kopi Nusantara, Kementerian BUMN memperkuat sinergi para pelaku usaha kopi demi mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di Tanah Air.

Baca Juga

Selain itu, PMO Kopi Nusantara mengelaborasi perusahaan BUMN termasuk PTPN dan swasta, serta asosiasi dan lembaga Research and Development untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas industri nasional. Dengan begitu, dapat dihasilkan biji kopi terbaik yang memenuhi standar internasional.

"Kami optimis, melalui sinergi dan kerja keras seluruh elemen dalam PMO Kopi Nusantara, dalam jangka 2-3 tahun mendatang, Indonesia akan menjadi market leader industri kopi dunia," ujar Dwi, Rabu (23/3/2022).

Perseroan melakukan kunjungan kerja ke lokasi pilot project di wilayah Gunung Ijen Bondowoso pada Selasa (22/3/2022). Kunjungan kerja dilakukan bersama dengan Tim PMO Nusantara guna memastikan program kerja yang telah disusun berjalan sesuai dengan rencana yang sudah dicanangkan Kementerian BUMN pada Januari 2022.

Lokasi yang dikunjungi oleh Tim PMO Kopi Nusantara di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yaitu lokasi Pilot Project 1a dan 1b. Pilot Project 1a merupakan Kerja Sama Operasional (KSO) antara PTPN XII dan PTPN V, dalam bentuk Revitalisasi Kopi Arabika di Kawasan Ijen. Lahan percontohan ini berada di Kalisat-Jampit dan Blawan, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. 

Total luas lahan Pilot Project 1a mencapai 3.540 Hektare (Ha), dengan pangsa pasar hasil panen kopi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (20 persen) dan ekspor (80 persen). Target yang ditentukan dari pelaksanaan project plan 1a ini adalah peningkatan pasokan Java Coffee ke pasar, replanting, dan kerja sama antar anak perusahaan PTPN Holding.

Sedangkan Pilot Project 1b berada di Areal Perhutani KPH Bondowoso di Kecamatan Sumber Wringin dan Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang berfokus pada intensifikasi dan perluasan lahan kopi dengan pendekatan Sustainable Agriculture/Agroforestry di hulu dan Industrialisasi Specialty hilir. Total luas lahan dalam project 1b adalah 250,62 Ha yang melibatkan 400 orang petani. Pangsa pasar project ini 10 persen untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan 90 persen untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Target yang ingin dicapai melalui pilot project 1b antara lain meningkatkan produktivitas kopi, menjaga kelestarian hutan, memperbaiki pendapatan petani kopi, memberi kepastian pembelian, pendataan lahan, konsolidasi sistem pengelolaan, dan menghubungkan petani dengan pembiayaan formal.

Area pilot project di Bondowoso ini akan mulai panen raya pada Mei 2022 dengan target produktivitas pilot project 1a sebanyak 900 kg/ha dan target produktivitas pilot project 1b sebanyak 400 kg/ha.

Dwi bersama Tim PMO Kopi Nusantara turut mengunjungi pabrik pengolahan kopi yang berada di bawah PTPN XII. Setelah melihat secara langsung proses pengolahan biji kopi yang berasal dari hasil panen petani binaan maupun kebun di wilayah kerja PTPN Group, Dwi semakin optimis pada masa depan industri kopi nasional di pasar dunia segera menjadi market leader kopi Internasional.

"Saya berharap PTPN Group bersama PMO Kopi Nusantara terus meningkatkan proses R&D agar kopi asal Indonesia berkualitas tinggi dan menjadi produk terbaik di pasar internasional. Apabila hal ini dicapai, tentu akan berdampak pada perekonomian nasional dan kesejahteraan petani kopi Indonesia," ucap Dwi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement