REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi, Tauhid Ahmad menilai Menteri BUMN Erick Thohir berupaya menyelamatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dari keterpurukan. Tauhid melihat Erick sedang menjaga kemandirian dan kedaulatan bangsa melalui upaya menyelamatkan maskapai pelat merah tersebut.
“Penerbangan kita gak boleh gak punya BUMN Penerbangan, separah apa pun itu harus diperbaiki. Karena kalau nanti asing terlanjur masuk, kita sama sekali gak punya BUMN yang penting, strategis, bukan hanya nama, tapi menunjukkan kedaulatan dan kemandirian kita,” ujar Tauhid.
Ia menjelaskan hampir di seluruh negara di dunia memiliki maskapai penerbangan sendiri. Indonesia sebagai negara besar dan terdiri dari kepulauan dinilai wajib memiliki maskapai sendiri agar perusahaan penerbangan tidak didominasi oleh asing dan swasta.
“Hampir seluruh negara punya maskapai sendiri. Kalau itu didominasi oleh maskapai asing dan juga swasta, otomatis kontrol terhadap perusahaan-perusahaan menjadi lemah," kata Tauhid.
Hal itulah, yang membuat Tauhid mendukung segala upaya Erick Thohir dalam menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia, yang harus tetap eksis agar kedaulatan dan kemandirian bangsa tetap terjaga. Termasuk dengan langkah Erick Thohir yang mengusut tuntas adanya praktik manipulatif di dalam tubuh Garuda Indonesia.
"Itu kenapa kalau Garuda mendapat kerugian yang sangat besar itu memang harus diusut tuntas. Termasuk kenapa kejadian korupsinya tinggi sekali,” ujar Tauhid.
Di sisi lain, Erick Thohir terus melakukan upaya penyelamatan pada maskapai yang berdiri sejak 1949 ini. Selain melaporkan langsung dugaan korupsi ke Kejaksaan Agung RI, Erick Thohir juga terus melakukan restrukturisasi secara besar-besaran, serta renegoisasi ulang dengan para lessor melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Garuda Indonesia sendiri juga over akan kepemilikan jenis pesawat, yakni dengan 13 jenis pesawat, sedangkan maskapai lain hanya 3-4 jenis pesawat. Juga rute penerbangan yang dimiliki Garuda sebanyak 437 rute, dan telah dikurangi menjadi 140 rute karena tidak menguntungkan, terutama rute internasional.
Sementara itu, Tauhid juga mengapresiasi bagaimana gebrakan Erick Thohir di Kementerian BUMN. Seperti dengan menindak tegas perusahaan BUMN yang tidak beroperasi sejak lama, dan tidak menunjukkan itikad perbaikan, meskipun telah diberikan suntikan keuangan.
“Penutupan BUMN harus dilakukan secara cermat agar asing tidak masuk. Sebagai upaya untuk menyelamatkan dan mempertahankan kemandirian Indonesia,” tutup Tauhid.