REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bio solar di sejumlah SPBU wilayah Lampung memicu naiknya harga bahan pokok di pasar tradisional. Terganggunya distribusi perjalanan sayur mayur dan bahan pokok dapur membuat harga agen kepada pengecer menjadi naik.
Keterangan yang diperoleh Republika.co.id di Pasar Pasir Gintung dan Pasar Induk Tamin, Rabu (23/3/2022), angkutan kendaraan yang membawa sayur mayur dari berbagai daerah dan luar Lampung kesulitan mendapatkan solar di berbagai SPBU. Akibatnya, pasokan sayur mayur dan bahan pokok di pasar tradisional terhambat dan mengalami keterlambatan.
Menurut Insan (56 tahun), sopir angkutan sayur mayur di Pasar Pasir Gintung, kesulitan mencari bio solar sudah terjadi sepekan terakhir. Antrean panjang untuk mendapatkan jatah solar tersebut membuat jadwal pengiriman sayur mayur ke pasar tradisional menjadi telat.
“Sekarang tidak semua SPBU menjual solar. Kalaupun ada jelas antrean kendaraan panjang, menunggu lama,” kata Insan. Mobil pikapnya membawa beragam jenis sayur mayur dari Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat, Provinsi Lampung.
Menurut dia, dampak telatnya kedatangan angkutan sayur mayur, membuat pihak agen menaikkan harga jual sayur mayurnya kepada pengecer. hal tersebut terpaksa dilakukan untuk menutup kerugian selama mencari dan menunggu mendapatkan solar di SPBU.
Kenaikan harga sayur mayur, menurut Darmin, pedagang sayur di Pasar Pasir Gintung, kenaikan harga terjadi pada cabe merah, cabe rawit, kol, tomat, terong, wortel, dan kacang panjang. “Kisaran kenaikan, Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kg,” kata Darmin.
Menurut dia, saat ini kenaikan harga signifikan terjadi pada cabai merah dari Rp 38 ribu menjadi RP 40 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit dari Rp 43 ribu menjadi Rp 45 ribu per kg. Lalu aneka sayuran lainnya mengalami kenaikan kisaran Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kg.
Pedagang bahan pokok dapur lainnya di Pasar Induk Tamin, terutama sentra bawang merah dan bawang putih juga telah menaikkan harga. Pemantauan di Pasar Jl Tamin tersebut, harga bawang merah naik dari Rp 32 ribu menjadi Rp 35 ribu per kg, dan bawang putih dari Rp 25 ribu menjadi Rp 27 ribu per kg.
Menurut Susanto, penjual bawang di Pasar Induk Tamin, kenaikan harga bawang dipicu dengan semakin dekatnya bulan Ramadhan, dan juga terhambatnya pasokan bawang dari Jawa, karena sulitnya mencari solar. “Bawang ini sudah naik sejak minggu lalu. Tapi, ditambah naik lagi karena angkutan sulit cari solar,” kata Susanto.
Pelaksana Tugas Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Lampung Kusnardi mengatakan, pemprov akan melakukan stabilitas harga pangan dan stok komoditas kebutuhan pokok masyarakat menjelang Ramadhan. Pemprov, kata dia, akan melakukan intervensi atas kenaikan harga dengan berkoordinasi dengan semua stakeholder terkait.
Ia mengatakan, upaya untuk mengendalikan harga dan stok pangan terus dilakukan. Menurut dia, bila terjadi harga yang labil maka akan dilakukan intervensi dan melakukan operasi pasar untuk menormalkan kembali harga pangan.