Kamis 24 Mar 2022 06:32 WIB

Sulitnya Mengevakuasi Singa dan Serigala dari Perang Ukraina

Singa dan serigala dibawa ke Rumania dengan proses birokrasi yang rumit.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Singa (ilustrasi). Singa dan serigala bernama Simba dan Akyla telah dievakuasi dari kebun binatang di Ukraina yang dilanda perang.
Foto: english.alarabiya.net
Singa (ilustrasi). Singa dan serigala bernama Simba dan Akyla telah dievakuasi dari kebun binatang di Ukraina yang dilanda perang.

REPUBLIKA.CO.ID, RADAUTI -- Singa dan serigala bernama Simba dan Akyla telah dievakuasi dari kebun binatang di Ukraina yang dilanda perang. Dia dibawa ke tempat yang aman di Rumania sebagai misi empat hari penuh bahaya dan sulit akibat birokrasi masuk perbatasan.

Singa jantan dewasa dan serigala abu-abu ini sepenuhnya terjaga selama perjalanan berbahaya karena kurangnya obat penenang di Ukraina. Mereka berhasil tiba di sebuah kebun binatang di Radauti pada Senin (21/3/2022), dari kebun binatang di Zaporizhzhia di tenggara Ukraina.

Baca Juga

Setelah menghabiskan empat hari di kandang di belakang sebuah van, kedua hewan itu pulih dari perjalanan di kandang baru dua hari kemudian. Mereka mendapatkan kembali kekuatan saat bersantai di tempat teduh.

"Jika ada sesuatu yang dibawa perang ini adalah kerjasama yang luar biasa antar organisasi," kata Sebastian Taralunga dari kelompok hak-hak hewan Animals International, salah satu dari beberapa yang terlibat dalam perencanaan ekstraksi hewan.

"Semua orang setuju bahwa di saat-saat ekstrem kita harus memiliki tindakan ekstrem dan kami memutuskan untuk melakukan apa pun yang mungkin untuk membawa hewan-hewan itu keluar dari perang," ujarnya.

Evakuasi hewan besar ini dimungkinkan karena upaya dan kerja sama beberapa kelompok hak asasi hewan dan warga negara. Beberapa hal yang dilakukan dengan kehadiran dua pria dari Inggris yang secara sukarela memasuki Ukraina untuk menyelamatkan hewan dan membawa ke tempat yang aman.

"Saya tidak dapat menemukan pengemudi dari Rumania untuk pergi dan membantu, juga bukan dari Ukraina, jadi orang-orang ini benar-benar luar biasa, mereka membahayakan hidup mereka,” kata presiden kelompok hak asasi hewan yang berbasis di Rumania, Patrocle's House Roxana Ciornei.

Perjalanan panjang dari Ukraina yang dilanda konflik, sebuah misi yang penuh dengan bahaya memasuki zona perang, jauh dari sederhana. Van yang membawa hewan-hewan itu tidak dapat memperoleh izin dari pihak berwenang untuk menyeberang melalui titik perbatasan Siret Rumania.

Hal ini membuat pengemudi tidak punya pilihan selain melintasi dua kali Pegunungan Carpathian yang menjulang tinggi dari barat ke timur. Mereka menempuh hampir 1.000 kilometer untuk perjalanan.

"Itu adalah keputusan tingkat pusat bahwa Rumania dan Ukraina hanya akan memiliki satu penyeberangan perbatasan untuk hewan besar," kata direktur UE di Animals International Gabriel Paun.

Menurut Paun, sulit untuk mengeluarkan orang dari Ukraina jika mereka berada di daerah yang sangat berbahaya. Namun, untuk mengeluarkan singa dan serigala adalah misi yang mustahil.

"Saya menimbang ini kemungkinan setengah-setengah untuk bisa menentukan hewan dan orang-orang itu akan berhasil keluar hidup-hidup," kata Paun.

Terlebih lagi, Paun mengatakan, mereka tidak dapat menemukan dokter hewan untuk membantu misi evakuasi dan tidak ada obat penenang yang tersedia. Kekurangan ini pun membuat para hewan pemangsa ini harus terjaga dalam perjalanan.

Simba si singa pun mengalami cedera selama pengangkutan setelah memukul dirinya sendiri ke kandang. Namun dokter hewan mengatakan itu tidak serius dan akan sembuh dengan sendirinya.

Hewan-hewan itu sekarang akan menghabiskan waktu di karantina di kandang baru dan akhirnya akan dipindahkan ke suaka. "Ada bagian yang baik dalam perang di Ukraina ini, bahwa hewan-hewan ini akan menuju kehidupan yang lebih baik," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement