Proyek tak Dibayar, Pemborong Copoti Genting Bangunan Baru Puskesmas Jambu
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah tenaga pemborong mencopoti genting bangunan baru Puskesmas Jambu, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Rekaman video aksi ini beredar luas di masyarakat. | Foto: Tangkapan Layar
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Rekaman video beberapa orang mencopoti genting yang sudah terpasang pada bangunan anyar Puskesmas Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah beredar luas di masyarakat melalui sejumlah media sosial, Kamis (24/3/2022).
Dari rekaman berdurasi 1 menit 31 detik tersebut terlihat tiga orang pekerja tengah sibuk melepas genting-genting berwarna cokelat mengkilap. Satu orang pekerja berada di atap bangunan dan dua orang lainnya berada di atas kabin dan bak sebuah mobil pikap.
Genting-genting yang sudah dilepas kembali selanjutnya diturunkan secara estafet dan ditata dengan rapi di bak mobil pikap tersebut. Tidak ada penjelasan kapan waktu pengambilan rekaman video ini.
Namun pada latar depan aktivitas mereka, seorang pria yang memperkenalkan dirinya bernama Surya, menjelaskan sebab musabab pencopotan genting-genting bangunan baru Puskesmas Jambu tersebut.
Dalam keterangannya, pria tersebut mengaku sebagai pemborong yang mengerjakan proyek pembangunan gedung Puskesmas Jambu dan mendapat pekerjaan dari kontraktor PT Artha Dinata.
Kontraktor yang bersangkutan disebutkan sebagai pemenang tender proyek pekerjaan fisik Puskesmas Jambu tahun 2021 senilai miliaran rupiah tersebut.
Menurutnya, pencopotan kembali material bangunan tersebut dilakukan karena hingga proses pekerjaan rampung PT Artha Dinata selaku kontraktor tidak kunjung membayarkan kewajibannya kepada pemborong tersebut.
"Pekerjaan fisik pembangunan Puskesmas Jambu ini total nilainya mencapai Rp 3,1 miliar dan untuk modal pengerjaan saya menggunakan uang pribadi dan sebagian lagi dari pinjaman (kredit) bank," katanya.
Sesuai dengan kontrak, lanjut Surya, pekerjaan pembangunan Puskesmas Jambu tersebut dimulai pada bulan Juli 2021 dan selesai akhir Desember 2021. Secara umum seluruhnya telah rampung 100 persen pada 10 Januari 2022.
Namun hingga saat ini pihak kontraktor tidak kunjung membayarkan kewajibannya, sehingga ia pun mengalami kesulitan untuk mengembalikan pinjaman yang telah digunakan untuk proyek tersebut.
Sehingga beberapa material yang sebelumnya sudah terpasang dan masih bisa dijual kembali, kemudian dicopot lagi, agar bisa membayar pinjaman yang sudah digunakan untuk modal pengerjaan bangunan tersebut.
Sepengetahuannya, kalau proyek sudah rampung dikerjakan uangnya juga segera dibayarkan oleh kontraktor. "Namun sampai sekarang, saya belum dibayar hingga mengalami kesulitan untuk bisa mengembalikan pinjaman," katanya.