Kamis 24 Mar 2022 10:18 WIB

 IHSG Dibuka Terkoreksi, Saham Migas Kembali Duduki Top Gainers

Saham migas dan tambang dominasi daftar top gainers setelah harga komoditas meroket

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan mengamati pergerakan harga saham IHSG. Saham migas dan tambang mendominasi daftar top gainers setelah harga komoditas tersebut kembali melesat.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham IHSG. Saham migas dan tambang mendominasi daftar top gainers setelah harga komoditas tersebut kembali melesat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun pada perdagangan Kamis (24/3). Pada pembukaan sesi pertama, IHSG langsung terkoreksi ke level 6.986,18, namun tidak lama kemudian berhasil menembus lagi level 7.000.

Saham migas dan tambang mendominasi daftar top gainers setelah harga komoditas tersebut kembali melesat. "Harga minyak mentah kembali merangkak naik setelah adanya gangguan pada ekspor minyak asal Rusia dan Kazakhtan," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (24/3).

Baca Juga

Beberapa saham yang mengisi daftar top gainers antara lain UNTR dengan penguatan sebesar 3,79 persen, ADRO naik 3,21 persen dan ANTM naik 3,20 persen. Selain itu, INCO naik 3,12 persen, INDY meningkat 2,63 persen serta TINS menguat 2,26 persen. 

Sementara indeks saham di Asia pagi ini dibuka turun mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang jatuh lebih dari 1 persen. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 7,6 bps menjadi 2,30 persen setelah sempat menyentuh titik tertinggi harian 2,41 persen.

Menurut riset, investor masih mempertimbangkan arah kebijakan suku bunga di AS serta dampaknya pada pertumbuhan laba korporasi dan valuasi pasar saham. Investor melihat potensi bank sentral AS (Federal Reserve) melakukan pendekatan yang bahkan lebih agresif dalam menjinakkan inflasi.

Pengetatan kebijakan moneter yang agresif akan mendongkrak suku bunga jangka pendek, termasuk imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor dua tahun. Akibatnya, selisih imbal hasil antara surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun dan dua tahun akan semakin menyempit dan membawa pergerakan kurva imbal hasil semakin rata atau bahkan terbalik.

Saham-saham ini berpotensi menguat secara teknikal...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement