Kamis 24 Mar 2022 12:08 WIB

Tiga Fondasi Nabi Sulaiman Membangun Kerajaan

Nabi Sulaiman bukan saja sebagai nabi dan rasul.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Penelusuran jejak Nabi Sulaiman (ilustrasi)
Foto: republika
Penelusuran jejak Nabi Sulaiman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Nabi Sulaiman bukan saja sebagai nabi dan rasul, namun ia juga adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan yang sangat besar. Dalam kitab Qissah fil Al Quran Al Karim karya Sayyid Muhammad Tantawi dijelaskan bagaimana nabi Sulaiman membangun pondasi kerajaannya sehingga makmur dan sejahtera. Bahkan Ratu Balqis dari negeri Saba' pun tunduk padanya. Dituliskan dalam kitab itu:

ان سليمان عليه السلام قد اقام دولته على الايمان بالله تعالى وعلى العلم النفع وعلى القوة العا دلة

Baca Juga

Nabi Sulaiman Alaihi Salam pernah membangun kerajaannya dengan pondasi Iman kepada Allah Ta'ala, ilmu yang bermanfaat dan menegakan keadilan.

Iman Kepada Allah

Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran, ustaz Syahrullah Iskandar menjelaskan bahwa nabi Sulaiman membangun kerajaannya didasarkan atas  keimanan kepada Allah SWT. Dalam setiap aktivitasnya, terlebih sebagai seorang raja, pengambil kebijakan dan penentu hukum, nabi Sulaiman selalu menyandarkan kepada Allah SWT. 

"Adapun keimanan kepada Allah dan keikhlasan beribadah itu terlihat, terintegrasi di dalam sanubari nabi Sulaiman. Hal itu terlihat dengan nikmat kenabian yang diberikan Allah kepadanya," kata ustaz Syahrullah saat mengisi kajian kitab Qissah fil Al Quran Al Karim yang diselenggarakan Nasaruddin Umar Office secara virtual beberapa hari lalu.

Selain itu ustaz Syahrullah yang juga dosen tafsir Alquran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan kuatnya keimanan menjadi pondasi dalam membangun kerajaan nabi Sulaiman terlihat dari dakwah nabi Sulaiman yang menyeru manusia untuk mentauhidkan Allah. Seperti ketika nabi Sulaiman menyeru melalui surat yang dikirimkan burung Hud Hud agar ratu Saba agar tidak sombong dan agar menjadi Muslim.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Naml ayat 30-31

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ# أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (30) Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".(31)

"Ini dakwhanya, jangan sombong, jangan angkuh, janhan merasa diri paling mengatasi yang lain dihadapanku. datanhlah kepadaku dalam kondisi telah berislam. Itu ajakannya, didahului basmalah lalu pesan (dakwahnya),"

Ilmu yang bermanfaat

Nabi Sulaiman membangun kerajaannya dengan didasari ilmu yang bermanfaat. Ustaz Syahrullah menjelaskan bahwa orang yang melakukan suatu amal dengan ilmu akan sangat berbeda hasilnya dengan seseorang yang melakukan amal tanpa ilmu. Maka orang memiliki ilmu tidak akan tersesat atau salah ketika mengerjakan suatu amal. 

"Nabi Sulaiman ini sebagai nabi, dianugerahkan Allah kepadanya ilmu, kemudian ilmunya itu digunakan untuk menyelesaikan masalah di tengah masyarakat. Jadi ilmunya bermanfaat buat orang lain," kara ustaz Syahrullah.

Kekuatan menegakan keadilan

 

Nabi Sulaiman membangun kerajaannya yang kokoh dengan menegakan keadilan. Ustaz Syahrullah menjelaskan bahwa nabi Sulaiman menjadi seorang raja dengan dianugerahi kekuatan dan dengan kekuatan itu nabi Sulaiman memerintah dengan adil. 

"Pimpinan itu memang harus berlaku adil. Seorang pimpinan di tengah masyarakat itu perannya sangat besar untuk mendatangkan kemaslahatan bersama. Tetapi ketika dia salah dia juga berpotensi besar untuk mencelakai atau mendatangkan keburukan buat masyarakat," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement