REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan negaranya akan mengirim 6.000 rudal yang terdiri dari anti-tank dan senjata peledak tinggi ke Ukraina. Inggris pun bakal memberikan bantuan dana senilai 33 juta dolar AS untuk militer Ukraina.
“Inggris Raya akan bekerja dengan sekutu kami untuk meningkatkan dukungan militer dan ekonomi ke Ukraina, memperkuat pertahanan mereka saat mereka membalikkan keadaan dalam pertempuran ini,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan pada Rabu (23/3/2022) malam.
Akhir pekan lalu, Ukraina mengumumkan bahwa mereka akan menerima bantuan militer lanjutan dari Amerika Serikat (AS). Misil Javelin dan Stinger bakal tercakup di dalamnya.
“(Senjata dari AS) akan berada di wilayah negara kami dalam waktu dekat. Kita bicara tentang beberapa hari,” kata Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov dalam sebuah wawancara yang disiarkan stasiun televisi pada 19 Maret lalu.
Kendati masih mendapat dukungan militer dari Barat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tetap berharap bisa melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurutnya, pertemuan itu penting digelar untuk mengakhiri peperangan.
Zelensky mengungkapkan, dia siap mengikuti pertemuan dalam format apa pun guna membahas konflik yang sudah berlangsung hampir satu bulan di negaranya. Dia pun membuka diri untuk mendiskusikan status Krimea dan negara bagian Ukraina yang didukung Rusia di Donbas “Pada pertemuan pertama dengan presiden Rusia, saya siap mengangkat masalah ini,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan media regional Ukraina, Suspline, Senin (21/3/2022).
Zelensky menekankan, pertemuan antara dia dan Putin dibutuhkan guna mengakhiri pertempuran yang kini tengah berlangsung. “Saya yakin, tanpa pertemuan ini, tidak mungkin untuk sepenuhnya memahami apa yang mereka siap untuk menghentikan perang,” ujarnya.
Dia mengisyaratkan harapan besar agar pertemuannya dengan Putin dapat terealisasi. “Jika saya memiliki kesempatan ini dan Rusia memiliki keinginan, kami akan menjawab semua pertanyaan,” kata Zelensky.
Kendati demikian, Zelensky menyadari bahwa pertemuan dengan Putin tidak akan secara instan menyelesaikan semua masalah yang melibatkan kedua negara. “Tapi ada kemungkinan, sebagian dari kita bisa, setidaknya untuk menghentikan perang,” ucapnya.
Pemerintah Rusia telah mengatakan, sejauh ini belum ada kemajuan signifikan dalam pembicaraan damai dengan Ukraina. Rusia menuding Kiev menghentikan negosiasi dengan membuat proposal yang tidak dapat diterima Moskow.