REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menjalin kerjasama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam bidang pengembangan inkubator pesantren sebagai upaya percepatan transformasi bangsa. Kerjasama itu tersampaikan saat Ketua ICMI bersama jajaran pengurus bersilaturahmi dengan PBNU di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa lalu.
Ketua ICMI Prof. Arif Satria menjelaskan pertemuan dengan pengurus PBNU dilaksanakan dalam rangka tukar informasi di berbagai bidang. "ICMI dan pengurus silaturahmi dengan PBNU bertukar informasi, sekaligus inisiasi kerjasama ICMI dan PBNU dalam segala hal, " ujar Ketua ICMI, dalam keterangan persnya, Kamis (24/3/2022).
Kerjasama antar kedua ormas ini, karena banyak irisan yang sama antara ICMI dengan PBNU. Terutama karena sebagian pengurus ICMI adalah warga Nahdliyin. "Kita ingin terus bisa mendorong proses percepatan transformasi bangsa di era disrupsi ini. Oleh karena itu, kami sudah mendiskusikan beberapa area yang bisa dikerjasamakan,” tuturnya.
Kerjasama ICMI dengan PBNU ke depan, salah satunya yakni tentang dunia pendidikan yaitu pondok pesantren. Menurut Prof. Arif yang juga menjabat Rektor IPB University tersebut, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang strategis.
“PBNU punya konsen besar di dunia pesantren, pengalaman luar biasa, dan kita ingin terus mendorong pesantren di Indonesia bisa menjadi salah satu sumber inovasi dan kemudian mendorong kegiatan ekonomi pesantren, itu sangat penting,” katanya.
Menurut dia, ICMI sudah melakukan program inkubator ekonomi dan Hal tersebut sangat cocok untuk dikembangkan di pesantren. "Program ini kita akan sinergikan dengan NU. Kita akan kembangkan inkubator pesantren," imbuhnya.
Hadir dalam kunjungannya tersebut Wakil Ketua Umum (Waketum) ICMI Bidang Iptek, Agromaritim, dan Lingkungan Hidup Mohammad Jafar Hafsah, Waketum Bidang Pengembangan Organisasi dan Kerja Sama Antarlembaga Priyo Budi Santoso, Waketum Bidang Pemberdayaan Pemuda, Perempuan, dan Anak Riri Fitri Sari, Sekjen Andi Yuliani Paris, serta Bendahara Andi Irman.