Kamis 24 Mar 2022 15:25 WIB

Menko PMK: Covid-19 Perlambat Penanganan Stunting

Dua tahun terakhir, pemerintah dapat menurunkan angka stunting 1,7 persen per tahun.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut, pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor lambatnya penanganan stunting di Indonesia.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut, pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor lambatnya penanganan stunting di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut, pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor lambatnya penanganan stunting di Indonesia. Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kedisiplin protokol kesehatan sehingga pandemi dapat segera berakhir. 

"Salah satu faktor yang harus mudah-mudahan selesai itu Covid-19. Jadi memang Covid ini punya andil yang sangat besar terhadap lambatnya kita menangani stunting. Bahkan di kabupaten kota termasuk di NTT ini mengalami kenaikan drastis," kata Muhadjir kepada wartawan di Kantor Bupati Timor Tengah Selatan, NTT, Kamis (24/3/2022). 

Baca Juga

Ia menyebut, selama pandemi Covid-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir ini, pemerintah masih bisa menurunkan angka stunting nasional yakni sekitar 1,7 persen per tahun. Sehingga untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024 nanti membutuhkan penurunan sekitar 3-3,5 persen per tahun. 

"Jadi kalau kita harus mencapai 14 persen tahun 2024, itu kira-kira butuh 3-3,5 persen per tahun. Berarti kita hanya menambah sekitar 1,3 persen saja," jelas dia. 

Muhadjir pun mengaku optimistis target penurunan stunting yang telah ditetapkan tersebut dapat tercapai melalui kerja sama dengan berbagai pihak baik kementerian maupun pemerintah daerah. "Hanya memang kalau seandainya tidak bisa secara parsial, tetapi secara agregat nasional saya kira akan tercapai," tambah Muhadjir. 

Meskipun begitu, menurutnya terdapat beberapa kabupaten kota yang membutuhkan daya ungkit yang lebih ekstra. Sebab, saat ini masih terdapat daerah yang memiliki angka stunting di atas 30 persen, bahkan 40 persen. 

"Jadi untuk secara agregat nasional kemungkinan besar bisa. Karena sekarang ini sudah ada kabupaten kota yang angka stuntingnya sudah satu digit. Jadi di bawah 10 persen. Sehingga nanti secara rata-rata sehingga kalau 14 persen itu insyallah asal kita kerja keras bisa," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, menyebut pemerintah telah membuat strategi agar target penurunan stunting dapat tercapai. Menurutnya, pemerintah juga telah menyusun 12 provinsi mana saja yang menjadi prioritas dan provinsi mana saja yang harus menjalankan program-program tertentu. 

"Secara nasional kita harus menskenariokan ke sana. Kalau saya sih harus optimistis ke sana. Mohon dukungannya, mudah-mudahan 14 persen insy Allah," ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement